loading...
Kerajaan Singosari merupakan salah satu dari kerajaan-kerajaan hindu budha di Indonesia lainnya seperti; kerajaan tarumanegara, kerajaan mataram, kerajaan kediri, kerajaan kahuripan, kerajaan kamulan, kerajaan kutai, kerajaan majapahit, dan kerajaan sriwijaya.
Pembahasan ini berisi perihal sejarah kerajaan singasari, sumber sejarah kerajaan singasari, peninggalan kerajaan singasari, silsilah kerajaan singasari, dan gambar kerajaan singasari.
Wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan bab dari Kerajaan Kediri segera diambil alih. Ken Arok pun menduduki tahta sebagai raja Singasari yang pertama.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok menduduki jabatan bupati Tumapel sehabis membunuh bupati Tumapel sebelumnya, yakni Tunggul Ametung dengan keris buatan Mpu Gandring.
Mpu Gandring sendiri tewas dibunuh Ken Arok dengan keris yang sama. Selain mengambil jabatan Tunggul Ametung, Ken Arok juga menikahi istri Tunggul Ametung yang berjulukan Ken Dedes.
Saat dinikahi oleh Ken Arok, Ken Dedes sedang mengandung tiga bulan dari hasil perkawinan sebelumnya dengan Tunggul Ametung. Kemudian, Ken Dedes melahirkan anak tersebut dan
diberi nama Anusapati.
Kemudian dari pernikahannya dengan Ken Arok, Ken Dedes melahirkan Mahisa Wong Ateleng. Selanjutnya, Ken Arok menikah lagi dengan Ken Umang dan memiliki anak yang diberi nama Tohjaya.
Sebagai raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi. Dengan begitu, anak cucunya yang selanjutnya memerintah Singasari disebut Dinasti Rajasa.
Ken Arok hanya sempat memerintah selama 5 tahun. Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati sebagai pembalasan dendam atas insiden pembunuhan Tunggul Ametung oleh Ken Arok.
Ken Arok dibunuh dengan keris yang sebelumnya dipakai untuk membunuh Tunggul Ametung.
Kemudian Anusapati naik tahta menjadi raja sampai akhirnya, pada tahun 1248 M Anusapati dibunuh oleh Tohjaya pada suatu arena sabung ayam dengan keris yang sebelumnya dipakai untuk membunuh Ken Arok.
Selanjutnya, Tohjaya menduduki tahta menggantikan Anusapati. Namun tidak usang kemudian, Tohjaya tewas dibunuh oleh Ranggawuni, anak Anusapati. Ranggawuni pun naik tahta bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana.
Untuk lebih memperkuat pemerintahannya, ia mengangkat putra Mahisa Wong Ateleng yang berjulukan Mahisa Campaka sebagai Ratu Angabhaya.
Pada tahun 1254, Wisnuwardhana mengangkat putranya yang berjulukan Kertanegara sebagai raja muda (Yuvaraja). Karena Kertanegara masih kecil, pemerintahan masih dijalankan oleh
Wisnuwardhana sendiri.
Sebagai raja, Kertanegara bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara bercita-cita untuk mempersatukan semua wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Singasari.
Untuk tujuan tersebut, pada tahun 1275 Kertanegara mengirim utusan dan pasukan ke Melayu (ekspedisi Pamalayu). Pengiriman utusan tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan dengan Kerajaan Melayu, sekaligus untuk merebut jalur perdagangan di Selat Malaka guna membendung Kerajaan Sriwijaya.
Kertanegara menganggap bahwa penguasaan Selat Malaka sangat dibutuhkan untuk menahan kemungkinan adanya serangan dari Mongol yang ketika itu diperintah oleh Kaisar Kubilai
Khan.
Kaisar Kubilai Khan ketika itu memang sedang ulet memperluas kerajaannya. Berkali-kali ia mengirim utusan kepada Kertanegara supaya tunduk pada kekuasaan Mongol. Tercatat bahwa tahun 1280, 1281, dan 1286 ia mengirimkan utusan.
Pada tahun 1289 M, ia kembali mengirim utusan yang berjulukan Meng Chi. Kertanegara yang biasanya menolak baik-baik undangan Kubilai Khan, kali itu merasa murka sekali.
Surat Kubilai Khan yang dibawa Meng Chi dirobek-robek, lalu utusan tersebut dipotong kedua pendengaran dan hidungnya, serta rambutnya digunduli. Di kepala Meng Chi, ditulisnya surat jawaban yang menyatakan bahwa ia tak akan pernah takluk pada raja mana pun.
Kubilai Khan sangat murka sekali atas perlakuan Kertanegara pada utusannya. Dia eksklusif mengirim ribuan pasukan ke Pulau Jawa.
Saat pasukannya datang di tahun 1292, Kertanegara telah wafat alasannya ialah terjadi pemberontakan Kediri yang dipimpin Jayakatwang.
Namun pada ketika terjadi pemberontakan, seorang menantu Kertanegara yang berjulukan Raden Wijaya melarikan diri ke Madura dan meminta proteksi Bupati Madura Arya Wiraraja. Dengan pemberian Arya Wiraraja, Raden Wijaya berhasil membentuk pasukan.
Kemudian, begitu mengetahui bahwa pasukan Mongol telah datang di Jawa, maka Raden Wijaya pun memakai muslihatnya. Kepada pasukan Mongol, dikatakannya bahwa Jayakatwang ialah raja Singasari yang mereka cari.
Pasukan Mongol pun menyerang istana Singasari yang telah dikuasai Jayakatwang dan berhasil. Sehingga berakhirlah kekuasaan kerajaan singasari.
Sumber https://www.berpendidikan.com
Pembahasan ini berisi perihal sejarah kerajaan singasari, sumber sejarah kerajaan singasari, peninggalan kerajaan singasari, silsilah kerajaan singasari, dan gambar kerajaan singasari.
Sejarah kerajaan singosari
Setelah berakhirnya riwayat Kerajaan Kediri, di Pulau Jawa tidak ada kerajaan yang mengatur dan memimpin rakyat. Melihat hal tersebut, Ken Arok segera memproklamasikan berdirinya Kerajaan Singasari.Wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan bab dari Kerajaan Kediri segera diambil alih. Ken Arok pun menduduki tahta sebagai raja Singasari yang pertama.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok menduduki jabatan bupati Tumapel sehabis membunuh bupati Tumapel sebelumnya, yakni Tunggul Ametung dengan keris buatan Mpu Gandring.
Mpu Gandring sendiri tewas dibunuh Ken Arok dengan keris yang sama. Selain mengambil jabatan Tunggul Ametung, Ken Arok juga menikahi istri Tunggul Ametung yang berjulukan Ken Dedes.
Saat dinikahi oleh Ken Arok, Ken Dedes sedang mengandung tiga bulan dari hasil perkawinan sebelumnya dengan Tunggul Ametung. Kemudian, Ken Dedes melahirkan anak tersebut dan
diberi nama Anusapati.
Kemudian dari pernikahannya dengan Ken Arok, Ken Dedes melahirkan Mahisa Wong Ateleng. Selanjutnya, Ken Arok menikah lagi dengan Ken Umang dan memiliki anak yang diberi nama Tohjaya.
Sebagai raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi. Dengan begitu, anak cucunya yang selanjutnya memerintah Singasari disebut Dinasti Rajasa.
Gambar: Silsilah kerajaan singasari |
Ken Arok hanya sempat memerintah selama 5 tahun. Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati sebagai pembalasan dendam atas insiden pembunuhan Tunggul Ametung oleh Ken Arok.
Ken Arok dibunuh dengan keris yang sebelumnya dipakai untuk membunuh Tunggul Ametung.
Kemudian Anusapati naik tahta menjadi raja sampai akhirnya, pada tahun 1248 M Anusapati dibunuh oleh Tohjaya pada suatu arena sabung ayam dengan keris yang sebelumnya dipakai untuk membunuh Ken Arok.
Selanjutnya, Tohjaya menduduki tahta menggantikan Anusapati. Namun tidak usang kemudian, Tohjaya tewas dibunuh oleh Ranggawuni, anak Anusapati. Ranggawuni pun naik tahta bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana.
Untuk lebih memperkuat pemerintahannya, ia mengangkat putra Mahisa Wong Ateleng yang berjulukan Mahisa Campaka sebagai Ratu Angabhaya.
Pada tahun 1254, Wisnuwardhana mengangkat putranya yang berjulukan Kertanegara sebagai raja muda (Yuvaraja). Karena Kertanegara masih kecil, pemerintahan masih dijalankan oleh
Wisnuwardhana sendiri.
Silsilah kerajaan singasari
Wisnuwardhana ialah satu-satunya raja Singasari yang tidak mati terbunuh. Ia meninggal pada tahun 1268 dan Kertanegara pun menggantikannya.Sebagai raja, Kertanegara bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara bercita-cita untuk mempersatukan semua wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Singasari.
Untuk tujuan tersebut, pada tahun 1275 Kertanegara mengirim utusan dan pasukan ke Melayu (ekspedisi Pamalayu). Pengiriman utusan tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan dengan Kerajaan Melayu, sekaligus untuk merebut jalur perdagangan di Selat Malaka guna membendung Kerajaan Sriwijaya.
Kertanegara menganggap bahwa penguasaan Selat Malaka sangat dibutuhkan untuk menahan kemungkinan adanya serangan dari Mongol yang ketika itu diperintah oleh Kaisar Kubilai
Khan.
Kaisar Kubilai Khan ketika itu memang sedang ulet memperluas kerajaannya. Berkali-kali ia mengirim utusan kepada Kertanegara supaya tunduk pada kekuasaan Mongol. Tercatat bahwa tahun 1280, 1281, dan 1286 ia mengirimkan utusan.
Pada tahun 1289 M, ia kembali mengirim utusan yang berjulukan Meng Chi. Kertanegara yang biasanya menolak baik-baik undangan Kubilai Khan, kali itu merasa murka sekali.
Surat Kubilai Khan yang dibawa Meng Chi dirobek-robek, lalu utusan tersebut dipotong kedua pendengaran dan hidungnya, serta rambutnya digunduli. Di kepala Meng Chi, ditulisnya surat jawaban yang menyatakan bahwa ia tak akan pernah takluk pada raja mana pun.
Kubilai Khan sangat murka sekali atas perlakuan Kertanegara pada utusannya. Dia eksklusif mengirim ribuan pasukan ke Pulau Jawa.
Saat pasukannya datang di tahun 1292, Kertanegara telah wafat alasannya ialah terjadi pemberontakan Kediri yang dipimpin Jayakatwang.
Namun pada ketika terjadi pemberontakan, seorang menantu Kertanegara yang berjulukan Raden Wijaya melarikan diri ke Madura dan meminta proteksi Bupati Madura Arya Wiraraja. Dengan pemberian Arya Wiraraja, Raden Wijaya berhasil membentuk pasukan.
Kemudian, begitu mengetahui bahwa pasukan Mongol telah datang di Jawa, maka Raden Wijaya pun memakai muslihatnya. Kepada pasukan Mongol, dikatakannya bahwa Jayakatwang ialah raja Singasari yang mereka cari.
Pasukan Mongol pun menyerang istana Singasari yang telah dikuasai Jayakatwang dan berhasil. Sehingga berakhirlah kekuasaan kerajaan singasari.
loading...
Buat lebih berguna, kongsi: