Contoh Prinsip Ekonomi Konsumen

loading...
Berikut ini ialah referensi prinsip ekonomi bagi konsumen yang dikutip dari sebuah artikel berjudul ‘Hidup sederhana atau prihatin’ yang diambil dari sumber kompas 8 November 2005 dengan sedikit perubahan.

Konsumen harus membiasakan bertindak hemat dalam memakai uang atau pendapatannya. Sudahkah kita bersikap hemat dalam memakai uang sumbangan orang tuamu? Sikap hemat merupakan salah satu penerapan prinsip ekonomi oleh seorang konsumen menyerupai kamu.
Berikut ini ialah referensi prinsip ekonomi bagi konsumen yang dikutip dari sebuah artikel b Contoh prinsip ekonomi konsumen
Prisip Ekonomi

Hidup sederhana atau prihatin

“Makan dan minumlah tetapi janganlah berlebihan” Ayat sederhana ini agaknya sulit dipenuhi oleh lebih dari 60 persen penduduk kita. Jangankan berlebih, makan sekadarnya saja merupakan usaha luar biasa. Hidup sederhana ialah terpenuhinya lima keharusan yaitu jaminan kebebasan agama, jaminan hidup, jaminan berpikir, jaminan kerja (harta), dan jaminan bereproduksi sehat.

Pemenuhan lima dasar hidup sederhana ini menjadi tanggung jawab negara. Apabila negara tidak bisa menjaga ketersediaan lima dasar kehidupan ini, maka fungsi negara sebagai penanggung jawab kehidupan rakyat akan dianggap gagal. Seruan untuk hidup sederhana memang perlu di zaman paceklik ini. Namun di sisi lain, fenomena “suka belanja” tetap tidak mau berkompromi dengan kekurangan kita.

Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan merembes ke mana-mana. Pengunjungnya pun tidak pernah sepi. Dari sudut ini, orang bisa berkesimpulan bahwa situasi negara tidak serawan yang orang banyak pikirkan. Buktinya, rakyat mampu belanja. Kesanggupan ini menerangkan ekonomi berjalan normal.

Tapi cukupkah hanya berdasar fenomena “kota”, sementara setiap hari menyaksikan antrean rakyat untuk mendapat materi bakar minyak (BBM), amuk massa berebut mendapat Bantuan Langsung Tunai, dan kesulitan hidup lain yang menghadang?

Kita berada dalam pusaran kehidupan yang serba sulit, diimpit arus kemiskinan dan konsumerisme sehingga sulit sekali mengimbau hidup sederhana. Imbauan ini sebetulnya sangat elitis alasannya ialah hanya sebagian kecil saja rakyat kita yang hidup dalam kemewahan. Lebih separuh dari mereka kini sudah berada dalam tataran hidup prihatin, sangat jauh di bawah standar kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia.

Potret hidup kita senantiasa dalam suasana yang bertentangan. Kita diimbau hidup sederhana, namun elite kita mempertontonkan kemewahan. Padahal kesederhanaan dan keprihatinan perlu keteladanan.


Sumber https://www.berpendidikan.com
loading...
Buat lebih berguna, kongsi:
close