Langkah Cara Menjadi Wl (Worship Leader) Singer Dan Pemusik Yang Baik Dan Benar Di Gereja Untuk Pemula

loading...
Langkah Cara menjadi WL (Worship Leader) Yang baik dan Benar di Gereja untuk Pemula. A.      Latar Belakang
Seorang Worship Leader (WL) bukan hanya sekedar berperan sebagai pemimpin kebanggaan dalam sebuah ibadah atau komsel, namun lebih daripada itu. Seorang Worship Leader seharusnya berperan sebagai penyembah yang benar (taken of role to be a true worshiper) yang senantiasa hidup di dalam doa (Yoh. 4:23), serta berpegang teguh pada kebenaran firman Allah setiap hari (Fil. 2:13-15).
Seorang Worship Leader bukan hanya cakap memimpin kebanggaan dan penyembahan atau mempunyai bunyi yang bagus, tetapi harus menjadi seorang pribadi penyembah yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam sebuah ibadah atau mengaplikasikan kebanggaan dan penyembahan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang  terpanggil untuk mengambil bab dalam kebanggaan dan penyembahan ini, bukan hanya mereka yang  pintar bermain musik atau bernyanyi, namun mereka yang  telah menyerahkan diri sepenuhnya dan setia untuk melayani dalam bidang kebanggaan dan penyembahan (Mzm. 57:8-10, Mzm. 108:2-4).

Seorang Worship Leader bertanggung jawab kepada Tuhan dan Gereja-Nya dalam rangka melaksanakan kiprah pelayanan yang Tuhan percayakan serta sebagai wujud ucapan syukur atas setiap anugerah yang diberikan-Nya kepada kita, sesuai dengan bakat dan kapasitas rohani masing-masing.
 Yang baik dan Benar di Gereja untuk Pemula Langkah Cara menjadi WL (Worship Leader)  SINGER DAN PEMUSIK Yang baik dan Benar di Gereja untuk Pemula

B.       Persiapan Awal Memimpin Pujian dan Penyembahan
Persiapan awal merupakan bab yang sangat penting bagi seorang Worship Leader (Pemimpin Pujian), lantaran hal ini akan mempengaruhi keberhasilan kita pada ketika memimpin kebanggaan dan penyembahan dalam sebuah ibadah gerejawi. Adapun persiapan awal tersebut mencakup 2 (dua) hal sebagai berikut:

  Persiapan Diri
Sebelum mengawali pelayanan kebanggaan dan penyembahan, seorang Worship Leader hendaknya mempersiapkan diri dengan baik, dengan cara membangun kekerabatan pribadi yang erat bersama Tuhan melalui kehidupan doa yang benar untuk memohon pengampunan dosa, penyertaan dan hikmat dari Tuhan (Ams. 24:3, Kol. 3:23). Mengapa harus demikian? Karena tanpa penyertaan dan hikmat dari Tuhan, maka pelayanan kita akan menjadi kacau dan sia-sia (Mzm. 127:1) serta Tuhan tidak berkenan dengan pelayanan kebanggaan dan penyembahan kita (Kej. 4:4-5, Hos. 4:6).
Persiapan doa ini bisa dilakukan secara pribadi maupun dalam kelompok doa yang telah diagendakan oleh gereja. Betapa pentingnya mengawali setiap pelayanan dengan doa, sehingga pelayanan kebanggaan dan penyembahan yang kita lakukan menyenangkan hati Tuhan serta menggerakkan Roh Kudus untuk melawat setiap jemaat yang hadir dalam ibadah (Rom. 12:1, Kis. 2:1-4).
Jika hal ini terjadi, maka pemulihan dan mujizat yang datangnya dari Tuhan akan dinyatakan dalam ibadah, khususnya pada ketika kebanggaan dan penyembahan dinaikkan dengan benar di hadapan Tuhan oleh Worship Leader dan jemaat (Yos. 6:20, Kis. 12:11-12).

Persiapan Teknis
Setelah melaksanakan persiapan diri dengan baik, maka langkah selanjutnya yaitu melaksanakan persiapan secara teknis. Seorang Worship Leader yang baik hendaknya mempersiapkan beberapa hal teknis semoga bisa memimpin kebanggaan dan penyembahan dengan tertib dan mendatangkan sukacita bersama dalam ibadah. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang penting untuk dilakukan seorang Worship Leader sebelum memulai pelayanan kebanggaan dan penyembahan:
1)   Mempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan dinyanyikan untuk diserahkan kepada para pemain musik dan petugas OHP/LCD projector.
2)   Menentukan tema kebanggaan dan penyembahan sebelum menentukan susunan lagu atau jenis musik yang akan dinyanyikan.
3)  Perhatikan pemilihan lagu dalam daftar kebanggaan yang disusun berdasarkan tema, apakah WL dan jemaat menguasai lagu yang akan dinyanyikan tersebut dengan baik atau tidak. Jika tidak, maka perlu dipertimbangkan lagi apakah lagu tersebut tidak jadi dinyanyikan, atau tetap dinyanyikan dengan catatan WL dan singers harus hafal syair lagu yang dimaksud dan melatih jemaat secara sedikit demi sedikit semoga sanggup menguasai lagu tersebut dengan baik.
4)   Memastikan berapa usang kebanggaan dan penyembahan akan berlangsung serta tentukan alokasi waktu, kalau selama acara kebanggaan tersebut memperlihatkan ruang kesaksian atau kata sambutan tertentu dari jemaat yang sedang dilayani.
5)   Mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan bersama dengan singers (jika hendak memakai beberapa singer sebagai pendukung vokal) dan tim musik.
6)  Hadir 10-20 menit sebelum ibadah dimulai untuk persiapan diri (doa bersama) dan persiapan teknis (check sound/microphone dengan pemain musik).
7) Beradaptasi dengan suasana gereja dimana liturgi atau program ibadah akan diselenggarakan. Biasakanlah mempertimbangkan hal-hal berikut ini sebelum melayani sebagai Worship Leader dalam ibadah:
  Estimasi jumlah jemaat yang biasa hadir dalam program ibadah
Pada prinsipnya jumlah memang tidak memengaruhi kualitas rohani sebuah kebanggaan dan penyembahan, namun faktor ini perlu menerima perhatian lantaran berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis, contohnya dengan kondisi jumlah jemaat yang banyak, maka WL harus meningkatkan kemampuan penglihatan untuk memastikan bahwa seluruh jemaat menikmati kebanggaan dan penyembahan dengan baik, atau mereka hanya sekedar bernyanyi. Dengan memperhatikan faktor ini, WL diharapkan sanggup membantu membuat atau membangkitkan suasana kebanggaan dan penyembahan yang lebih semangat dan dinamis, mungkin bisa juga WL dibantu dengan para singers (jika ada) mengajak jemaat untuk melaksanakan gerakan tertentu sesuai dengan lagu yang sedang dinyanyikan, semoga kebanggaan sanggup berlangsung dengan meriah dan penuh sukacita.

  Kondisi jemaat
Apakah lebih banyak didominasi jemaat berusia tua, muda, atau komposisinya berimbang antara usia renta dan muda, sehingga WL sanggup menyesuaikan lagu kebanggaan dan ritme musik dengan kondisi jemaat.

Kapasitas ruang dan sound system pendukung ibadah
Hal ini berkaitan dengan kapasitas atau volume bunyi WL pada ketika memperlihatkan instruksi atau ketika menyanyi, semoga sanggup didengar dengan terperinci oleh jemaat.

Waktu penyelenggaraan ibadah
Perhatikan apakah ibadah berlangsung waktu pagi, siang, ataupun malam, lantaran hal ini berkaitan dengan pemilihan nada dasar yang diubahsuaikan dengan kondisi pita bunyi Worship Leader. Proses pembiasaan ini sangat penting, terutama kalau pelayanan tersebut akan dilakukan dalam sebuah komunitas atau kelompok jemaat yang masih gres dan kita belum mengenal para jemaat dengan akrab. Hal ini berlaku juga untuk singers atau tim musik yang melayani di gereja lokal maupun pada ketika memenuhi ajakan pelayanan di luar gereja lokal.

C.      Kriteria Seorang Worship Leader
Untuk menjadi seorang Worship Leader yang baik dan berkenan di hadapan Tuhan, maka diharapkan kecakapan khusus secara rohani maupun teknis, semoga pelayanan kebanggaan dan penyembahan sanggup berlangsung sesuai rencana, sehingga jemaat diberkati secara rohani melalui pelayanan kita tersebut. Berikut ini akan diuraikan kriteria secara rohani dan teknis yang hendaknya dipenuhi oleh seorang Worship Leader.
  Kriteria Rohani
Ø  Lahir gres (II Kor. 5:17, Ef. 4:21-32) serta mengalami buah-buah pertobatan dalam dirinya (Gal. 5:22-23).
Ø  Memiliki abjad Kristus (Fil. 2:1-5).
Ø  Selalu semangat untuk melayani Tuhan (Rom. 12:11) dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus (Ef. 5:18b).
Ø  Hidup dalam doa dan penyembahan yang benar setiap hari (Yoh. 4:23, Ef. 5:19-20).
Ø  Mengerti dan melaksanakan kebenaran firman Tuhan setiap hari (Mzm. 119:105, Mat. 13:23, II Tim. 3:14-17).
Ø  Berusaha untuk senantiasa hidup dalam kekudusan (Ibr. 12:14, Mzm. 15:1-3, 24:4-5, I Ptr. 1:16).

  Kriteria Teknis
Ø  Memiliki bakat vokal yang cukup baik serta selalu membiasakan diri semoga tidak menyanyi dengan bunyi yang sumbang (fals voice).
Ø  Mengerti pengetahuan dasar perihal musik (nada dasar dan kode/simbol instruksi lagu sebagai sarana komunikasi antara WL dengan pemain musik pada ketika performance).
Ø  Mampu memimpin kebanggaan dan penyembahan dengan baik (tumbuhkan rasa percaya diri/ berusaha untuk meminimalisasi rasa gugup/grogi pada ketika akan melayani; disinilah salah satu alasan pentingnya doa sebelum melayani, semoga Roh Kudus memampukan kita untuk memimpin dengan tegas dan penuh percaya diri).
Ø  Mampu berkomunikasi dengan baik melalui penggunaan kata-kata yang positif untuk menguatkan kepercayaan dan membangun kehidupan rohani jemaat yang sedang dilayani.
Ø  Mencari dan berbagi perbendaharaan lagu kebanggaan (belajar untuk menghafal lirik atau kata-kata dalam syair lagu, baik lagu kebanggaan dan penyembahan versi usang maupun baru).

D.      Hal-Hal Mudah Yang Harus Diperhatikan Saat Menjadi Worship Leader
Menjadi seorang Worship Leader sebetulnya tidak terlalu sulit, asalkan kita mempelajari dan memahami dengan benar hal-hal penting yang berkaitan dengan pelayanan ini, semoga kiprah pelayanan tersebut sanggup berlangsung sesuai rencana. Berikut ini yaitu hal-hal simpel yang sanggup dijadikan pola untuk mengawali dan menjalankan kiprah sebagai seorang Worship Leader dalam sebuah ibadah:
1.    Cobalah untuk membangun komunikasi yang erat dan hangat dengan jemaat yang kita layani pada kesempatan pertama dengan penuh kasih dan tidak terkesan “dibuat-buat”, baik melalui kata-kata pembuka yang mengakrabkan atau yang menguatkan rohani jemaat, serta jangan lupa berikan pandangan mata dan senyuman yang manis semoga tidak terkesan bahwa kebanggaan dan penyembahan sedang dalam suasana yang tegang. Ciptakan suasana kebanggaan dan penyembahan yang nyaman serta menyenangkan, sehingga jemaat sanggup menikmati hadirat Tuhan dengan baik.
2.  Hindari memakai kata-kata atau instruksi yang melemahkan dan menghakimi jemaat, contohnya menghakimi atau menegur jemaat yang terlambat tiba ibadah pada ketika WL sedang memimpin kebanggaan dan penyembahan, atau menghakimi jemaat mengenai cara mereka ketika memuji Tuhan. Jangan paksakan jemaat untuk “menjadi sama” menyerupai kita, kiprah kita hanyalah mengajak dan mengarahkan jemaat untuk tetap fokus dan menikmati suasana kebanggaan dan penyembahan. Gunakan selalu kata-kata kepercayaan untuk memotivasi jemaat dan mendorong mereka untuk semangat dalam memuji Tuhan.  Berikut ini yaitu beberapa contoh kata-kata positif yang sanggup digunakan untuk memotivasi jemaat:
Ø  “Shaloom.. Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara..!” (dengan memperlihatkan senyum seraya mengangkat salah satu tangan sebagai lisan memberkati).
Ø  “Bapak, ibu, dan saudara sekalian percaya bahwa ada kuasa dalam kebanggaan dan penyembahan ketika ini..?” (dengan memperlihatkan senyum, sambil mengangkat bahu, seraya mengangkat salah satu tangan memperlihatkan lisan bertanya kepada jemaat).
Ø  “Saudara yang tiba dengan duduk perkara niscaya akan pulang dengan membawa pemulihan dan sumbangan dari Tuhan..” (sambil tersenyum dan memperlihatkan lisan bahwa selalu ada pengharapan di dalam Tuhan kepada jemaat sembari mengangkat ajun setinggi kepala dengan posisi menengadah kemudian mengarahkan jari telunjuk ke arah atas).
3.   Mempersiapkan penampilan yang terbaik untuk Tuhan dan jemaat dengan cara berpakaian yang rapi dan sopan, rambut disisir dengan rapi dan menarik, serta tunjukkan lisan wajah yang segar, cerah, dan bersih.
4.   Hindari kontradiksi atau kesalahpahaman (miss understanding) dengan singers dan tim musik semoga tidak menyebabkan suasana tegang dan perasaan seolah tidak ada tenang sejahtera selama ibadah berlangsung.
5.  Berikan instruksi atau komentar lagu dengan terperinci disertai senyuman manis, baik instruksi kepada tim musik (berkaitan dengan kode lagu) maupun kepada jemaat.
6. Jika pada ketika kebanggaan dan penyembahan berlangsung terjadi kesalahan atau gangguan secara teknis, maka usahakan kebanggaan dan penyembahan tersebut tetap berlangsung dengan tertib dan jangan panik. Berusahalah untuk tetap tenang serta arahkan jemaat untuk tetap fokus memuji dan menyembah Tuhan. Ingatlah bahwa kita sedang memuji dan menyembah Tuhan, maka jangan gampang terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang berusaha untuk mengganggu jalannya kebanggaan dan penyembahan. Percayalah bahwa Roh Kudus yang akan menolong kita untuk mengatasi gangguan tersebut.
7.  Hindarilah pengulangan lagu yang terlalu sering semoga jemaat tidak bosan atau jenuh, sehingga jemaat merasa enggan dan menjadi turun semangatnya untuk memuji Tuhan.
8.   Berusahalah peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan berkaitan dengan perilaku dan banyak sekali lisan atau bersikap fleksibel ketika sedang memimpin kebanggaan dan penyembahan semoga tercipta suasana ibadah yang hidup, penuh sukacita, semangat, dan serasi serta jemaat sanggup mencicipi jamahan kuasa Roh Kudus secara pribadi atas hidup mereka. Hal ini sanggup terjadi ketika Worship Leader mempunyai kualitas doa dan kekerabatan pribadi yang intim dengan Tuhan (have an intimacy relationship with God).
9.  Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik menyerupai terlalu sering menutup mata, gerakan tangan yang kurang baik (misalnya tangan diletakkan di saku, tangan diletakkan di belakang punggung, atau tangan menggaruk-garuk kepala), membelakangi jemaat, dan gerak refleks mata yang sering berkedip-kedip.
10.  Berikan komentar terhadap lagu seperlunya saja, sesuaikan dengan lirik lagu serta suasana kebanggaan dan penyembahan pada ketika itu.
11. Jangan biarkan suasana menjadi vakum (kosong tanpa ekspresi) lantaran WL seolah kehabisan kata-kata atau sedang berusaha untuk meminimalisasi perasaan gugup atau grogi yang terlalu lama.
12. Buatlah janji dengan tim musik dan singers mengenai instruksi atau kode tangan (hand signal) berkaitan dengan pemilihan nada dasar, pengulangan lagu (intro, middle, atau ending) menaikkan nada (overtone), memperlambat atau mempercepat tempo lagu, tinggi rendahnya volume suara, memperlihatkan coda atau bridge (variasi tertentu dalam gaya bermusik), menunjuk hanya satu alat musik saja yang bunyi (drum only, keyboard only, guitar only, saxsophone only).

Sebagai worship leader, kadang kita resah dengan peranan kita ketika melayani. Apakah kiprah kita hanya sekedar bernyanyi? Atau, menyerupai yang sering dikatakan beberapa orang, kiprah kita yaitu membawa jemaat untuk masuk ke dalam hadirat Tuhan. But, is it that all? I don't think so.
Di dalam buku Bob Kauflin, seorang worship leader dan dosen praise & worship mengenai peranan seorang worship leader. Beliau menulis menyerupai ini:
An effective corporate worship leader, aided and led by the Holy Spirit, skillfully combines biblical truth with music to magnify the worth of God and the redemptive work of Jesus Christ,thereby motivating the gathered church to join him in proclaiming and cherishing the truth about God and seeking to live all of life for the glory of God.
(Seorang worship leader yang efektif, dengan sumbangan dan pimpinan Roh Kudus, dengan jago memadukan kebenaran Injil dan musik, mengagungkan pribadi Tuhan, dan karya penebusan Yesus Kristus. Dengan begitu, beliau memotivasi jemaat yang berkumpul untuk bergabung dengannya dalam memproklamasikan dan merayakan kebenaran Tuhan dan mengejar kehidupan yang memuliakan Tuhan)

Isn't that great? Menurut saya, definisi itu cukup mewakili karakteristik yang kita harus miliki sebagai seorang worship leader. Dari definisi Kauflin, seorang worship leader seharusnya mempunyai kemampuan dan karakteristik sebagai berikut:

1.      Dituntun oleh Roh Kudus
This is so true! Tanpa Roh Kudus, maka pelayanan kita takkan berarti apa-apa, lantaran sesungguhnya, kita hanyalah bejana. God works through us by His spirit. Itu yang membuat kita berbeda. Awal kegagalan terbesar kita sebagai worship minister yaitu ketika kita berpikir bahwa kita bisa mengandalkan kemampuan kita dan tak memerlukan Roh Kudus. Orang lain mungkin tidak bisa merasakannya, namun hati kita tidak akan bisa bohong. Kita tahu persis kapan pelayanan kita 'hidup' atau 'mati'. Spend some quality times everyday with the Lord. Ijinkan Roh Kudus bekerja dan memenuhi hidup kita.

2.      Memahami kebenaran Alkitab
Nah, kalo yang ini tampaknya kurang begitu populer..hehe..  Don't you know that a worship leader is also a preacher? Ya, bener banget! Kita yaitu pemberita firman Tuhan melalui lagu-lagu yang kita nyanyikan. Don't miss this! Kadang jemaat malah lebih bisa mengingat lagu daripada khotbah, right? So, how come kita memberitakan firman Tuhan sementara kita sendiri tidak pernah mencar ilmu dan memahami kebenaran firman Tuhan? I'm not saying kalau kita semua harus sekolah Injil secara formal, (puji Tuhan kalo ada kesempatan), tapi kita semua harus belajar.
Lagipula, di jaman sekarang, seharusnya tidak ada alasan untuk tidak bisa mencar ilmu dengan banyaknya sumber daya yang ada. Dari mulai Injil dengan banyak sekali bahasa dan versi (saya suka Amplified dan The Message), buku-buku rohani, website, blog (seperti yang ini, hehe..), video, dan lain-lain.Trust me, semakin dalam kita mengenal pribadi Tuhan lewat firman-Nya, semakin besar juga dampaknya bagi hidup kita dan pelayanan kita. Don't just read your bible, but you also need to learn, meditate, and do it.

3.      Punya kemampuan bermusik
Poin yang ini tampaknya cukup jelas. Seorang worship leader seharusnya punya kemampuan bernyanyi yang cukup baik. Adalah lebih baik kalau seorang worship leader juga punya pengetahuan mengenai instrumen musik. Memang sih, secara musikal, mungkin banyak yang mengganggap bahwa memimpin kebanggaan di gereja tidak membutuhkan kemampuan bermusik atau bernyanyi yang gimana banget. But, let's see it from a different view. Anggaplah bahwa keinginan kita untuk terus mengasah kemampuan kita yaitu bab dari ibadah dan penyembahan kita kepada Tuhan.
Jangan hingga keterbatasan skill kita menghalangi Tuhan untuk berkarya lebih besar lewat pelayanan kita. Apa maksudnya? Contohnya, ketika tim worship kita sedang mencoba menyanyikan lagu gres yang kita tahu akan memberkati jemaat; namun, ada beberapa bab dari lagu tersebut yang membutuhkan kemampuan ekstra, sementara kita malas untuk meng-upgrade diri dengan berlatih. Akhirnya, terjadi kesalahan disana-sini ketika membawakan lagu tersebut dan kita tahu kan apa yang akan terjadi?
So, please do yourself a favour: Belajar dan terus belajar.

4.      Punya Kemampuan Menjadi Motivator
Motivator yaitu salah satu pekerjaan yang lagi nge-trend belakangan ini. Dengan speech-nya, beliau bisa menggerakkan orang untuk menjadi lebih baik dalam pekerjaan maupun aspek lainnya. Jangan salah, seorang worship leader juga seharusnya bisa menjadi motivator bagi jemaat dan bagi tim worship yang dipimpinnya. Bagaimana caranya? Apakah kita harus mencar ilmu public speaking? Bukankah kiprah kita lebih ke aspek musikal?
Oke, kalau kita mengartikan istilah motivator hanya secara sempit, memang kiprah worship leader mungkin bukan menyerupai itu. Saya ingin mencoba mengartikannya secara luas. Kata dasar dari motivator yaitu motive, yang berdasarkan kamus bahasa Inggris berarti something that causes a person to act in a certain way, do a certain thing.
Dengan kata lain, motivator yaitu seseorang yang menolong atau menggerakkan orang lain supaya mendapatkan alasan yang berpengaruh untuk melaksanakan sesuatu. Tugas worship leader yaitu menggerakkan orang lain supaya mendapatkan alasan untuk menyembah Tuhan dan hidup bagi Tuhan. Ini yaitu kemampuan yang harus kita pelajari.
Kita harus terus bertanya pada diri kita, kalau saya hadir di gereja dan duduk sebagai jemaat, hal menyerupai apa yang akan menggerakkan saya untuk lebih sungguh-sungguh menyembah Tuhan? Pertanyaan kedua adalah, kalau saya jemaat, apakah saya akan termotivasi dengan pelayanan worship leader yang menyerupai saya sendiri?

5. Punya kerinduan untuk menghidupi seluruh kehidupannya untuk kemuliaan Tuhan
Dari semua poin diatas, berdasarkan saya, inilah yang paling penting. Seorang worship leader harus terlebih dulu menjadi seorang worshipper. Seorang worshipper yaitu orang yang mempersembahkan seluruh tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, sebagai ibadah yang sejati (Roma 12:1). Ini ungkapan yang sering saya ingatkan pada diri saya sebagai worship leader, “Nyanyikanlah apa yang kita hidupi, dan hidupilah apa yang kita nyanyikan”
Mari kita terus mencar ilmu untuk menjadi worshipper dan worship leader yang baik. Saya berharap semoga bacaan ini sanggup setidaknya memperlihatkan citra bagi semua worship minister untuk lebih maksimal dalam pelayanan. Let our King be lifted up!

MENGAPA SEORANG SONG LEADER HARUS SEORANG WORSHIP LEADER
Seorang Song Leader bukan hanya sekedar seorang Pemimpin nyanyi-nyanyian dalam sebuah Kebaktian atau Ibadah, tetapi lebih dari itu seorang Pemimpin Nyanyi-nyanyian harus seorang PENYEMBAH dan PEMUJI / WORSHIP LEADER (WL).
Seorang Worship Leader bukan hanya seorang Pemimpin nyanyian yang trampil dan mempunyai bunyi yang bagus, tetapi harus menjadi PENYEMBAH – PENYEMBAH yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam rumah Tuhan / Gereja.
Mereka yang  terpanggil atau terlibat dalam Pelayanan Gereja bukanlah mereka yang  bermain musik atau bernyanyi, tetapi mereka yang  telah MENYERAHKAN DIRI untuk pelayanan Musik – Nyanyian untuk Tuhan (Mzm. 57 : 8 – 10; Mzm. 108 : 2 – 4)

TATA TERTIB WORSHIP LEADER & SINGER
Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER bertanggung jawab kepada Tuhan dan Gereja-Nya untuk melaksanakan kiprah pelayanan yang Tuhan anugrahkan padanya.
Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara :
1.      Persiapan Diri
Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.
2.      Persiapan Teknis
a)      Wajib mempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan dinyanyikan, sebelum kiprah pelayanannya.
b)      Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
c)      Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai.
Bagi Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER yang dengan sengaja melanggar ketentuan-ketentuan diatas, berarti pelayan tersebut telah meremehkan HAK yang sudah diberikan oleh Tuhan dan mempermainkan kiprah yang sudah menjadi tanggung jawabnya baik secara eksklusif ataupun tidak eksklusif terhadap Tuhan dan Gereja.

v  KRITERIA SEORANG WORSHIP LEADER
1.      Kriteria Rohani
Lahir gres dan ada buah pertobatan.
Memiliki abjad Kristus.
Penuh Roh Kudus.
Seorang Penyembah Allah.
Suka Berdoa.
Dipenuhi Firman Allah.
Menguduskan perkataan, higienis dalam ucapan/nyanyian.
2. Kriteria Teknis
a)    Memiliki bakat vokal yang cukup baik.
b)   Mengerti dasar-dasar musik.
c)    Mampu memimpin.
d)   Mampu berkomunikasi dengan baik.
e)    Memiliki dan berbagi perbendaharaan lagu pujian.

v  PERSIAPAN SEORANG WORSHIP LEADER
1.      Persiapan Rohani
a)      Setia dalam waktu doa.
b)      Membaca Firman Tuhan.
c)      Penyembahan pribadi.
d)     Selalu menjaga kekudusan.
e)      Doa dan puasa secara khusus.
f)       Pemurnian motivasi, merendahkan diri.
2.      Persiapan Teknis
a)  Worship Leader harus mengetahui thema setiap nyanyian Pujian atau Penyembahan yang disusunnya.
b) Pemilihan lagu, apakah kita menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?
c)      Menjaga kualitas vocal, latihan pernafasan.
d)     Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer.
e) Berapa waktu yang tersedia, termasuk kesaksian atau kata sambutan persembahan, pengumuman.
f)       Tingkat pengenalan atau penguasan Lagu.
g)      Kondisi atau keadaan Jemaat yang akan kita layani.
Ø  Kita mengenal dengan baik.
Ø  Cari informasi perihal usia lebih banyak didominasi Jemaat.
Ø  Bagaimana abjad jemaat di tempat atau tempat tersebut.
Ø  Berapa jumlah jemaat yang ada.

3.      Bagaimana Fasilitas Tempat Dan Waktu
a)    Fasilitas penunjang (Sound system, musik, AC, dll).
b)    Kondisi tempat (besar / kecil).
c)    Waktu (pagi / siang / sore / malam).

HAL–HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENJADI WORSHIP LEADER
1.     Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan Pertama :
a)      Penuh kasih bukan dibuat-buat.
b)      Kata-kata pembuka yang mengakrabkan dan menguatkan.
c)      Pandangan mata dan senyuman.
2.    Hindari Kata-Kata Yang Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat.
Memotivasi dan membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, menyerupai :
Ø “Saya percaya Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara…”
Ø “Ada kuasa dalam hadirat Allah ……”
Ø “Saudara yang tiba dengan duduk perkara niscaya akan pulang dengan  kelepasan ……”
Jangan menghakimi keterlambatan jemaat.
Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan paksakan jemaat untuk sama menyerupai kita.
Gunakan kata-kata kepercayaan : “ Saya percaya ………”
3.        Persiapkan Penampilan Yang Baik :
a)      Pakaian rapi dan sopan.
b)      Rambut rapi.
c)      Wajah segar, cerah dan bersih.
4.   Hindari kontradiksi dengan pemusik atau singers yang menyebabkan ketidak-sejahteraan suasana ibadah :
a)    Beri arahan atau komando yang terperinci dan disertai dengan senyum.
b)   Kalau terjadi kesalahan, jalan terus (untuk membangun kepercayaan diri seluruh team).
c)    Ingat!  kita sedang menyembah dan memuji Allah, dan sedang membangun komunikasi yang erat dengan Allah.

5.        Hindari pengulangan lagu terlalu banyak, yang sanggup menjenuhkan.
6.    Fleksibel dalam memimpin dan peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan-perubahan perilaku dan banyak sekali gaya dalam memimpin sehingga membawa suasana yang hidup,  meriah,  indah dan penuh kuasa Roh Kudus.
7.        Hindari banyak bicara,  komentar disaat lagu sedang dinyanyikan, sebaiknya gunakan kata-kata,  komentar-komentar yang tepat pada ketika jeda lagu.
8.        Hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik :
a)    Terlalu sering menutup mata.
b)    Kebiasan gerakan tangan yang kurang baik.
c)    Membelakangi jemaat.
d)   Refleks mata berkedip-kedip.
9.        Jangan biarkan suasana vakum untuk beberapa waktu.
10.    Seringlah mengkoreksi penampilan saudara.
a)      Gaya di panggung, cara berdiri, gerakan tangan.
b)      Cara memegang microphone.
c)      Pengucapan istilah dan komentar
11.  Perhatikan nada dasar lagu yang PAS,  tidak ketinggian,  juga tidak kerendahan (perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya).
12.  Perhatikan “Intro” dan “Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan iramanya, juga pada ketika “Interlude” kalau ada.
13.    Pengulangan lagu yang masuk akal sesuaikan dengan situasi Jemaat.
14.    Kuasai Aba-aba (Hand Signals).

  • Nada dasar.
  • Pengulangan.
  • Overtone.
  • Perlambat / Percepat tempo.
  • Perkeras / perhalus suara.
  • Pengulangan coda.
  • Acapela.
  • Drums Only.
  • Piano / keyboards only.

 SINGER’S (1 Taw. 25 :  1 – 31)
Seorang Singer dalam ibadah haruslah seorang penyembah Allah (worshippers), sehingga persiapan seorang singer tidak hanya pada ketika menjelang ibadah saja melainkan setiap ketika membangun kehidupan penyembahannya.
Singer harus penuh Roh Kudus, semoga ada URAPAN dalam pelayanannya, ia senantiasa mengandalkan Roh Kudus dan mempersiapkan dirinya untuk semakin peka dalam tuntunan dan pekerjaan Roh Kudus.
Singer haruslah seorang yang suka berdoa :
1.      Mempersiapkan diri dalam doa khusus bagi seluruh team yang ditunjangnya bagi umat yang dilayani.
2.      Berlatih khusus. mempunyai kemauan berpengaruh untuk meningkatkan “Skill”-nya

FUNGSI SINGER’S DALAM TEAM
1.      Memberi tenaga vokal (vocal power) pada setiap kebanggaan yang dinaikkan.
2.      Memberi harmoni dan keindahan pada setiap kebanggaan yang dinaikkan.
3.      Memberi pandangan gres bagi jemaat dalam memuji Tuhan. Inspirasi sanggup berupa :
Ekspresi atau mimic muka,  mata
Mengangkat tangan atau bertepuk tangan.
Gerakan atau tarian tertentu.
4.      Menopang pemimpin kebanggaan dan pemusik melalui doa.

PEMUSIK
Dalam pelayanan musik, kiprah pemusik yaitu mambawa suasana pemyembahan ke atmosfir yang penuh hadirat Allah dan membantu jemaat untuk mengangkat bunyi mereka dalam menyanyikan lagu.
Sebagai seorang pemusik, anda tidak sanggup menghindari suatu kondisi di mana jemaat tidak memandang/melihat anda; dengan kata lain, anda niscaya menjadi panutan/sorotan/contoh bagi jemaat. Menjadi seorang pemusik gereja merupakan panggilan yang luarbiasa. Jangan memandang rendah panggilan tersebut. Menjadi contoh berarti menjadi saksi hidup bagi orang lain. Carilah Tuhan tiap hari dalam ketika teduhmu dan “BERDOA SEBELUM MEMAINKAN ALAT MUSIK”
Sebagai seorang pemusik, anda mungkin mencar ilmu sendiri atau pernah dilatih tetapi jangan memainkan alat musik melewati batas ketika ibadah lantaran anda berada dalam satu tim musik. Jka ada suatu teknik atau permainan yang anda ingin tonjolkan maka gunakan pada ketika berlatih sehingga permainan tersebut tepat ketika dibawa ke ibadah.
Juga sebagai seorang pemusik, anda niscaya tidak pernah puas untuk mengetahui perihal musik. Tetaplah kejar suatu pelajaran yang baru. Tetap berlatih dan belajar.

TATA TERTIB WORSHIP PEMUSIK
Setiap PEMUSIK bertanggung jawab kepada Tuhan dan GerejaNya untuk melaksanakan kiprah pelayanan yang Tuhan anugerahkan padanya.
Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara:
1.        Persiapan Diri
a)    Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
b)   Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.
2.        Persiapan Teknis
a)    Wajib mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
b)   Wajib hadir sebelum Ibadah dimulai.

 ASPEK TEKNIS PUJIAN PENYEMBAHAN
          Ada tiga jenis aspek dalam Teknis Pujian Penyembahan yaitu : Aransemen,Tema,dan Struktur Lagu.
1.        Aransemen yaitu upaya kreatif menata dan memperkaya sebuah melodi,lagu,atau komposisi ke dalam format serta gaya yang baru.Mediumnya bisa apa saja ,dari instrument tunggal hingga sebuah orchestra. Pembuatan aransemen sering kali juga dipengaruhi oleh latar belakang dan jenis musik yang disukai oleh masing-masing pemain.Misal seorang pemain berlatar belakang musik Rock tentu akan membawa influence musiknya pada ketika beliau membuat sebuah aransemen.
2.    Tema yaitu ide pokok dari sebuah komposisi yang nantinya sanggup dikembangkan. Pastikan dalam membuat aransemen juga memperhatikan tema dari lagu tersebut.
3.   Struktur Lagu, terdiri dari :  Intro, Verse, Pre-Chorus, Chorus, Vamp, Bridge, Interlude, Coda, Ending.
Ø  Intro (Pembukaan lagu), pada bab ini kita harus menentukan  tema lagu, chord, beat, dan melodi tema.
Ø  Verse(Bait),pada bab ini sebaiknya semua instrument tidak bermain full,dengan dinamika yang tidak melebihi chorus.
Ø  Pre-Chorus(Jembatan menuju Chorus), pada bab ini dinamika dibangun menuju chorus.
Ø  Chorus (Reffrain), pada bab ini dinamika sudah diatas.
Ø  Vamp yaitu bab pengulangan dari salah satu bab lagu, atau memakai kata-kata dari lagu tersebut tetapi dibedakan nadanya.
Ø  Bridge yaitu pengulangan/penekanan kata tema yang sama.
Ø  Interlude digunakan apabila memang dibutuhkan  sebagai jembatan untuk mengulang tema lagu. Fungsinya yaitu menghidari kemonotonan,memberikan variasi lagu, keindahan dan unjuk kebolehan dari pemain musik.Misalnya mengulang lagu secara instrumental, bisa juga dengan memainkan pattern chord/ketukan,dan salah satu instrument melaksanakan Adlib (solo), atau juga bisadengan membuat unison.
Ø  Coda yaitu ujung lagu yang diulang-ulang. Untuk variasi sanggup juga dengan merubah progresi chord.
Ø  Ending yaitu musik epilog lagu.Bisa mengulang intro lagu memakai pattern chord,beat,atau unison.
TEKNIK INDIVIDUAL
Teknik Individual ada 2 macam yaitu Vocal dan Worship Leader.
1.        Vocal
Vocal, Ada 2 jenis bunyi insan yaitu Wanita dan Pria. Suara Wanita terdiri dari Sopran, Mezzo Sopran, dan Alto,  sedangkan bunyi Pria  terdiri dari Tenor, Bariton, Bass. Sedangkan bunyi insan ada 2 macam yaitu Chest voice dan Head voice
Dalam Teknik Vokal dikenal beberapa macam istilah menyerupai : Pitch Control, Breath Control, Power, Articulation, Interpretation, Improvisation, Rhythm.
Ø  Pitch Controladalah ketepatan dalam menyanyikan nada (pitch). Setiap nada berada pada frekuensi tersebut. Contohnya nada A berada pada frekuiensi 440Hz. Dalam bernyanyi,seseorang harus sanggup menyanyikan nada dengan tepat di frekuensi nada tersebut. Makara Pitch Control adalah  kemampuan untuk menyesuaikan nada dengan dengan bunyi kita.
Ø  Breath Control dalam bernyanyi,pernafasan menjadi suatu hal yang penting,dan patut dipelajari  walaupun sebetulnya pernafasan yaitu suatu hal yang dialami.Pernafasan sendiri dibagi menjadi 3 yaitu : Pernafasan dada,pernafasan perut,dan pernafasan diafragma.
Ø  Power  untuk menyanyikan sebuah lagu dengan baik,salah satu hal yang mempengaruhi yaitu Power,atau kekuatan suara.Biasa juga dikenal dengan dinamika,yaitu besar kecilnya bunyi yang dihasilkan untuk menambah suasana yang diinginkan dari sebuah lagu.
Ø  Articulationadalah cara melafalkan kata dalam sebuah lagu.Dalam bernyanyi,seringkali cara melafalkan lirik diabaikan.Pada kenyataannya ketika sebuah lirik tidak diucapkan dengan benar, pesan yang terdapat pada lagu tersebut tidak sanggup tersampaikan dengan baik.Oleh lantaran itu artikulasi menjadi salah satu poin yang penting.
Ø  Interpretation bagaimana menginterpretasikan sebuah lagu sesuai dengan lirik di lagu tersebut. Dalam setiap lagu niscaya ada pesan yang disampaikan ketika kita menyanyikannya,kita harus sanggup mengartikannya dengan cepat. Contohnya lagu yang mengungkapkan ucapan syukur,sebaiknya jangan dinyanyikan dengan mimik yang sukacita, nada yang lebih ceria dan lain-lain.
Ø  Improvisation yaitu pengembangan gaya bernyanyi berdasarkan melodi awal.Ada kalanya dalam menyanyikan sebuah lagu, lagu tersebut sanggup dinyanyikan tidak persis sama dengan melodi awalnya, tapi dikembangkan. Pengembaangan tersebut yang dinamakan improvisasi.
Ø  Rhytym yaitu jenis irama musik yang mempengaruhi gaya bernyanyi.
2.        Worship Leader
Tugas seorang Worship Leader yaitu sebagai Pembajak hati, Pemberita, MC, Pemimpin Pemandu Sorak Bagi Tuhan.
Ø  Pembajak Hati, pernahakah anda melihat seorang pembajak sawah?? Dengan memakai bajak,air,dan kerbau beliau mengubah tanah yang keras menjadi lembut dan siap ditanami.Hati insan itu sama menyerupai tanah.Ketika merekan tiba ke tempat ibadah,kita tidak tahu yang ada di dalam hati mereka.Salah satu kiprah Worship Leader yaitu untuk membajak hati yang keras untuk dilembutkan dan siap mendapatkan firman Tuhan.
Ø  Pemberita,Musik yaitu alat komunikasi.Tidak ada lagu yang tidak mengandung pesan,oleh lantaran itu kiprah seorang Worship Leader yaitu menjadi pemberita kebenaran firman Tuhan lewat lagu-lagu yang dinyanyikan.Bahkan,bukan mustahil bahwa apa yang dinyanyikan oleh tim pemuji akan memperkuat pesan firman Tuhan yang dibawakan pengkhotbah.
Ø  MC, mohon diingat, Worship Leader bukan sekedar bernyanyi,tetapi juga memandu jalannya ibadah layaknya seorang MC.Bagaimana anda berpindah dari satu lagu ke lagu lain,bagaimana anda menyusun following sebuah ibadah,kapan suasana harus dibentuk khusyuk,kapan harus dibentuk gegap gempita,semua itupun harus diperhatikan.
Ø  Pemimpin Pemandu Sorak Bagi Tuhan, pernah meluhat Cheerleaders bearksi?? Ketika mereka melaksanakan aksinya dari pinggir lapangan untuk mendukung tim kesayanganny, penonton niscaya akan terpancing dan ikut terbakar untuk juga bersorak-sorai dan menyemangati timnya.Itulah kiprah Worship Leader, memimpin jemaat untuk memperlihatkan kebanggaan yang terbaik bagi Tuhan.Jika anda meminta jemaat bertepuk tangan, itu berarti anda haruslah menjadi yang paling semangat dalam bertepuk tangan terlebih dulu.Jika anda meminta jemaat bersorak-sorai, anda haruslah menjadi orang yang paling keras bersorak-sorai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang Worship Leader antara lain: Opening, Body language, Bermazmur, Transisi Antar Lagu, Tempo.
Ø  Opening, bisa dilakukan dengan speech, musik pengiring, bernyanyi solo, atau speech dengan interactive action. Andapun sanggup menggabungkan dua atau tiga jenis opening ini dalam sebuah ibadah.
Ø  Body Language, bisa dilakukan dengan Eye Contact, Ekspresi Wajah, atau gerakan tubuh, tangan, kaki. Hal ini akan sanggup memperkuat ingatan jemaat kepada pesan lagu yang disampaikan.
Ø  Bermazmur, dalam bahasa sederhana bermazmur artinya menyanyikan kebanggaan bagi Tuhan.Dalam ibadah ketika ini ,bermazmur yaitu ketika dimana sebuah lagu kebanggaan telah memcapai ending dan kemudian ada musik pengiring dimana Worship Leader harus mengisi bab tersebut dengan kata-kata kebanggaan dan mazmur. Dalam sebuah , kemampuan bermazmur sangatlah penting. Di momen inilah biasanya kehadiran Tuhan dinyatakan. Kemampuan bermazmur akan sangat dipengaruhi oleh 2 hal yaitu: musikalitas dan kepekaan terhadap bunyi Tuhan.
Ø  Transisi Antar Lagu (Transition Between Song), untuk membuat sebuah transsisi yang baik, hindarilah menyusun dua lagu yang nada dasarnya sangat berbeda secara berurutan, terurama pada lagu yang bertempo lambat. Mengapa?? Karena kalau tim musik kita tidak hati-hati, maka transisinya tidak akan smooth dan bahkan bisa saja menggangu jemaat.
Ø  Tempo, sebagian besar orang niscaya sudah tahu apa itu yang dinamakan Tempo. Yaitu cepat lambatnya ketukan dalam sebuah lagu. Ukurannya yaitu bpm (beat per minute). Nah, untuk transisi antar lagu lambat, usahakanlah untuk membuat temponya naik atau sama namun dengan dinamika yang naik (dinamika: keras lemahnya bunyi). Hal yang sama juga berlaku pada lagu cepat.Butalah supaya temponya naik, jangan seebaliknya. Atau, hindari juga loncat chord yang terlalu jauh.

  1. Persiapkan Lagu Pujian Penyembahan yang mau sahabat bawakan
  2. Pilih lagu yang benar-benar sahabat kuasai (jangan coba lagu gres kalau belum siap)
  3. Doakan lagu kebanggaan yang sudah di sanggup dan minta sumbangan Tuhan
  4. Cari di Google Lirik dan Donlowad Lagunya untuk melatih bunyi dan menghapal Lirik lagu yang benar (Supaya tidak salah Lirik)
  5. Persiapan untuk menghapal Lirik Lagu (Persiapan) minimal 1 minggu
  6. Lakukan Komunikasi dengan Tim Musik perihal lagu lagu yang akan di bawakan (Jangan hingga Tim Musik tidak sanggup memainkan musiknya untuk lagu tersebut)
  7. Latihan dengan Tim Musik minimal 2 x seminggu
  8. Jangan makan Gorengan atau makan masakan yang mengandung santan (akan mengangu tengorokan sahabat nantinya, ini pengalaman saya) dan perbanyaklah minum Air Putih atau biasa saya minum C1000 hehehe
  9. Jangan gelisah dan berikan ketenangan hati untuk melayani, Fokus pada Tuhan dan Lakukanlah.

Saat persiapan sudah matang dan saatnya Pelayanan menjadi Worship Leaderpun dilakukan, berikut yaitu hal-hal yang saya lakukan berdasarkan tata Ibadah di Gereja Saya :
  1. Ucapkan sepatah kata untuk memulai Ibadah
  2. Lagu Pembuka yaitu bernyanyi, Lakukan dengan tenang lantaran lagu Ibadah harus dinikmati lantaran Gereja akan mengikuti Iramanya, membuat jemaat berdiri ketika ayat kedua sedang bernyanyi, sesudah selesai mulai beribadah dalam bahasa roh, beradaptasi dengan gereja-gereja gereja. . Berusahalah untuk beribadah dalam bahasa pengecap harus mengimbangi bunyi musik dan memperlihatkan beberapa ayat Injil sehingga jemaat akan menikmati Kehadiran Tuhan.
  3. Pujipun lagu dimulai, sebelum itu manis untuk melaksanakan honor kepada jemaat, Misalkan: Syallom ... (Itu yang biasa saya lakukan). Lagu Pujian ke-1, ke-2, ke-3 dalam tempo musik, First Praise Songs memperlihatkan tempo musik yang lambat atau sedang dan Lagu Pujian Kedua menyanyikan Lagu Tempo yang berakselerasi lebih cepat dan semoga jemaat lebih bersemangat dalam memuji Tuhan.
  4. Selesaikan nyanyian Pujian maka sudah saatnya memperlihatkan kesempatan bagi jemaat yang menyembah menyaksikan (Sesuaikan dengan Kondisi ibadah) menyanyikan Reffnya hanya untuk lagu Pujian Nyanyikan Pujian Terakhir.
  5. Pujian Ibadah untuk Firman Tuhan tidak jauh berbeda dengan Lagu Pembukaan, Lakukan dengan tenang dan masuki Hadirat Tuhan. Seorang Pemimpin Ibadah harus mengendalikan keadaan, ada saatnya seorang sahabat harus membuka mata untuk melihat bagaimana keadaan gereja, kalau masih dalam kondisi menikmati Pujian Ibadah memperlihatkan ibadah lagi tetapi tidak terlalu lama.
  6. Firman Tuhan dilakukan kadang kala Gembala membawa Puji pertama tetapi beberapa eksklusif diserahkan kepada WL, sahabat yang baik harus mempersiapkan lagu Ibadah pemanis untuk mengantisipasinya.
  7. Lagu untuk Kolekte dilakukan dengan penuh sukacita, lantaran sambil membawa persembahan harus membawa jemaat dalam suasana sukacita, sehingga persembahannya banyak hehehe (Banyak memberi banyak berkah).
  8. Doa Syafaat pilih dari para penatua Majelis yang berdasarkan teman-teman biasa melaksanakan Syafaat di gereja, jangan menentukan ya.
  9. Pengumuman gereja dibacakan oleh seorang Lieder Ibadah atau Petugas yang membawa Pengumuman.
  10. Saatnya beribadah hingga karenanya menyanyikan Pujian Ibadah Reffnya saja (Itulah yang biasa saya lakukan) Reffnya diulang sebanyak 2 kali dan mengajak Gembala untuk berdoa Penutup (Doa Berkah).
  11. Lagu cover masih dengan lagu yang sama, hanya dinyanyikan Reffnya 1 kali saja.

Itu dari dongeng kecil saya untuk menambah pengalaman teman-teman dalam melayani Tuhan untuk menjadi  Worship Leader di Gereja yang baik dan benar di hadapan Tuhan. Terima kasih untuk Tuhan Yesus, Orang Tua Saya, Istri Saya, Putraku dan Para Sahabat Gereja yang selalu mendukung untuk melakukannya, Tuhan Yesus memberkati.

Sekian dan terimakasih......:)

Dari kisah pribadi saya di atas, akan sulit bagi seorang sahabat untuk memahami apa yang saya lakukan dari awal hingga saya bisa menjadi Loyalitas Ibadah yang baik. di sini yaitu urutan yang saya lakukan untuk menjadi Pemimpin Ibadat yang Baik:

Sumber https://www.isplbwiki.net
loading...
Buat lebih berguna, kongsi:
close