Dongeng - Pengertian, Ciri Ciri, Struktur, Macam-Macam Kisah Dan Contohnya

loading...
Seringkali ketika kita kecil, orang renta kita akan membaca dongeng sebelum kita tidur. Dongeng juga sering dipakai untuk materi pendidikan usia dini alasannya ialah dongeng ialah salah satu sarana menunjukkan pelajaran atau penanaman pesan moral yang menarik. Selain itu, dongeng juga kental dari unsur budaya alasannya ialah dongeng dianggap sebagai warisan leluhur warisan leluhur yang harus dilestarikan. Dongeng di Indonesia sering tersirat dengan kisah rakyat serta kisah wacana binatang. Namun di balik itu, ada banyak jenis dongeng yang tidak kita ketahui. Berangkat dari itu, di sini ialah tinjauan wacana definisi dongeng, struktur, ciri, jenis, dan contoh.

Pengertian Dongeng
Dongeng umumnya dikenal sebagai esai fiktif (imajiner), salah satu cara tradisional untuk memberikan pesan moral dan menghibur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan kalau dongeng ialah kisah yang tidak benar-benar terjadi, terutama kisah insiden kuno yang aneh dan tidak benar, deskripsi panjang dianggap hanya sebuah cerita. Selain pengertian di atas, berikut beberapa pengertian dongen berdasarkan beberapa ahli,

Badrun
Dongeng merupakan suatu kisah prosa hasil seni rakyat yang hidup subur dalam angan – angan masyarakat atau dengan kata lain dongeng merupakan keinginan dan sebuah kenyataan bercampur menjadi satu dalam dunia angan – angan.

Kamisa
Dongeng merupakan kisah yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar – benar terjadi dalam kehidupan, dongeng merupakan bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar – benar terjadi atau fiktif yang bersifat menghibur namun juga terdapat pesan moral yang terkandung di dalam kisah dongeng tersebut.

Agus Triyanto
Dongeng merupakan kisah fantasi sederhana yang tidak benar – benar terjadi berfungsi untuk memberikan fatwa moral yang mendidik serta menghibur.

Nurgiantoro
Dongeng merupakan kisah yang tidak benar – benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal.

James Danadjaja
Dongeng merupakan karangan yang masuk dalam kisah rrakyat lisan yang tidak dianggap benar – benar terjadi oleh si pembuat atau pemilik cerita. Dongeng juga tidak terikat oleh tempat dan waktu alasannya ialah dongeng diceritakan terutama untuk menghibur.

Charles Perrault
Dongeng merupakan kisah pendek mengenai petualangan khayal dengan situasi dan tokoh – tokoh yang mistik dan luar biasa.

Liberatus Tengsoe
Dongeng merupakan kisah khayal yang kebenarannya sulit dipercaya alasannya ialah adanya hal – hal mistik yang disajikan, aneh, dan tidak masuk akal.

Bascom
Dongeng merupakan salah satu jenis prosa rakyat yang tidak dianggap benar – benar terjadi dan tidak pula teringat dengan waktu dan tempat.

Trisna
Dongeng merupakan kisah zaman dulu.

Semi
Dongeng merupakan sebuah karangan yang menceritakan asal mula suatu tempat atau negeri atau mengenai suatu insiden – insiden yang aneh dan menakjubkan wacana kehidupan insan atau hewan.


Struktur Dongeng
Sama mirip karangan lainnya, dongeng mempunyai struktur khusus yang membangunnya. Sebuah dongeng dibangun oleh tiga bab penting, yakni pendahuluan, isi atau peristiwa, dan penutup. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini ulasan mengenai struktur dari dongeng.

Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab dongeng yang berisi kalimat – kalimat pengantar untuk memulai suatu dongeng. Biasanya berupa pengenalan latar cerita, pengenalan tokoh, dan lain sebagainya.

Isi atau Peristiwa
Pada bab ini berisi wacana urutan kejadian atau perisiwa dari suatu dongeng. Dalam dongeng juga dikenal pengenalan masalah, klimaks, dan pengenalan penyelesaian konflik.

Penutup
Pada bab epilog suatu dongeng berisi wacana bagaimana penyelasaian konflik serta bab ini biasanya ditutup dengan kesimpulan berisi tenang  pesan moral yang sanggup diambil dari keseluruhan dongeng.


Ciri – Ciri Dongeng
Untuk membedakan suatu dongeng dari karangan lain, berikut ini ialah ciri – ciri dari dongeng,

1.Peristiwa yang ada di dalamnya sebagaian besar fiktif atau khayalan
Kebenaran dari suatu kisah dongeng masih disangsikan. Dongeng merupakan salah satu karya sastra yang diturunkan secara turun temurun yang terkadang menciptakan kita kesuliatan menenemukan penulisnya, sehingga sulit untuk membayangkan keadaan ketika proses pembuatan kisah serta benar – tidaknya apa yang ditulis dalam suatu dongeng.

2.Lebih ditekankan pada bab isi atau peristiwa
Ciri ini berafiliasi dengan dongeng yang hanya merupakan karangan sederhana denga tujuan memberikan pesan moral serta menghibur.

3.Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.
Pada awalnya dongeng disampaikan serta menyebar secara lisan, sehingga dalam perkembangannya dongeng ditulis dengan gaya penulisan secara lisan. Kebanyakan dongeng yang kita temukan di sekitar niscaya mempunyai banyak sekali macam versi meskipun tetap memberitakan topik yang sama.

4.Diceritakan dengan Alur yang Sederhana
Hal ini berkaitan dengan tujuan dongeng yaitu menunjukkan hiburan serta penyampaian pesan moral sehingga dongeng dibentuk dalam bentuk yang semudah mungkin dipahami oleh pembaca.

5.Alur Cerita Singkat dan Cepat
Senada dengan ciri – ciri nomor satu, untuk memudahkan pembaca memahami isi dongeng, biasanya alur dongeng dibentuk singkat dan cepat sserta biasanya memakai jenis alur, alur maju.

6.Tokoh yang ada tidak diceritakan secara detail
Dongeng sanggup dikategorikan sebagai kisah pendek, (baca juga macam macam cerpen), sehingga mirip ciri suatu kisah pendek tokoh di dalam dongeng hanya diperkenalkan secara sekilas dan tidak mendetail.


Selain ciri – ciri di atas, Danandjaja mengemukakan pendapatnya wacana ciri – ciri dari suatu dongeng yang dijabarkan sebagai mana berikut

  1. Memiliki kegunaan atau fungsi dalam kehidupan bersama suatu masyarakat maupun sekelompok masyarakat sebagai alat pendidik; pelipur lara; protes sosial; serta proyeksi dari keinginan yang terpendam.
  2. Memiliki sifat pralogis, yakni mempunyai kebijaksanaan di luar kebijaksanaan umum atau mempunyai logikanya sendiri.
  3. Status kepemilikan karya menjadi milik bersama dari suatu masyarakat atau sekelompok masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pengarang pertama yang sudah tidak sanggup ditelusuri serta ketahui lagi.
  4. Bersifat polos dan lugu, hanya terlihat kasar dan spontan. Hal ini berkaitan dengan dongeng yang sanggup dijadikan salah satu proyeksi ungkapan emosi insan yang paling jujur.
  5. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni dari ekspresi ke mulut
  6. Disebarkan dalam suatu masyarakat atau sekelompok masyarakat dalam waktu yang cukup lama.
  7. Adanya banyak sekali macam versi yang berbeda dari suatu dongeng dikarenakan penyebaran dongeng yang dari ekspresi ke mulut.
  8. Hampir keseluruhan dongeng bersifat anonim, yakni nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi.
  9. Bisanya mempunyai bentuk rumus atau pola mirip kata klise, ungkapan – ungkapan tradisional, kalimat – kalimat serta kata kata pembukaan dan epilog yang baku.


Pengklasifikasian Dongeng

Berdasarkan unsur yang terkandung di dalamnya , dongeng sanggup dibedakan menjadikan menjadi sembilan jenis, yakni mite, sage, fabel, legenda, parabel, kisah jenaka,cerita pelipur lara, dongeng biasa, dan dongeng berumus. Namun, terkadang dalam satu dongeng terdapat lebih dari satu unsur, sehingga tidak jarang sebuah dongeng sanggup dikategorikan menjadi dua kategori atau lebih sekaligus. Berikut ini klarifikasi macam macam dongeng :

1. Cerita Pelipur Lara
Cerita pelipur lara sedikit mirip dengan kisah jenaka yang mana di dalamnya terdapat unsur komedi yang bermaksud untuk menghibur. Yang membedakan keduanya, kisah pelipur lara sering dikisahkan memakai alat peraga semisal wayang. Cerita pelipur lara dimaksudkan bisa menghibur orang yang murung maupun kisah muda mudi dalam memadu kasih. Contoh kisah pelipur lara yang sering kita dengar antara lain “Hikayat Si Miskin”, “Hikayat Nalim Deman”, “Hikayat Anggun Cik Tunggal”, “Hikayat Raja Budiman”, dan lain sebagainya.

2.Dongeng Biasa
Dongeng jenis ini merupakan kisah yang tokohnya ialah insan dan biasanya menceritakan seseorang dan impiannya. Contoh dongeng jenis ini sangat banyak, mirip “Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih”, “Ande – Ande Lumut”, “Keong Mas”, “Cinderella”, “Snow White”, dan lain – lain.

3. Dongeng Berumus
Dongeng ini mempunyai struktur kisah yang terdiri dari pengulangan. Dongeng berumus mempunyai tiga sub bentuk kalau dibedakan berdasarkan struktur pengulangannya, yakni a. dongeng bertimbung banyak (cumulative tales); b. dongeng untuk mempermainkan orang (catch tales); dan c. dongeng  yang tidak mempunyai simpulan (endless tales).

4. Mite
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitos didefinisikan sebagai dongeng yang mempunyai latar belakang sejarah, diyakini oleh komunitas sebagai kisah faktual yang terjadi, dianggap sakral, mengandung banyak hal ajaib, dan secara umum tokoknya ialah yang kuasa atau sosok yang mempunyai kekuatan luar biasa. Di lain sumber kisah peri (sprookjes), dan Tuhan atau keyakinan (agama) juga sanggup dikategorikan sebagai mitos.

Salah satu pola tungau ialah "Pohon Peminta Saksi" yang berasal dari India. Cerita ini ingin memberikan pesan, bahwa kalau menginginkan sesuatu harus diimbangi dengan perjuangan keras, kalau kita telah mencoba maka kita hanya berserah kepada Tuhan, dan tidak pernah menginginkan cara yang instan dan bodoh. Contoh lain dari mitos tersebut ialah "Kisah Nyi Roro Kidul" yang sebelumnya ialah seorang puteri yang diusir dari kerajaan alasannya ialah sihir yang mengirim raja selir alasannya ialah cemburu pada keindahan kebajikan, dan perhatian yang diterima oleh putri.

5. Sage
Sage diartikan sebagai sebuah dongeng  usang yang berafiliasi dengan sejarah yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian, dan keajaiban seseorang. Salah satu pola kisah sage yang populer ialah “Ciung Wanara” yang merupakan kisah rakyat Sunda. Kisah ini menjelaskan asal mula nama Sungai Pamali serta asal permintaan hubungan orang Sunda dengan Orang Jawa, di mana berdasarkan usang kerajaan berdiri, orang Sunda dianggap sebagai saudara renta orang Jawa.

Contoh sage populer lainnya ialah “Calon Arang” yang berasal dari Bali. Dongeng ini menceritakan wacana seorang janda sakti yang kejam, Calon Arang yang mempunyai anak anggun berjulukan Ratna Manggali. Namun, alasannya ialah takut dengan ibunya, Ratna Manggali tak kunjung ada yang melamar dan hal tersebut menciptakan Calon Arang marah dan berbuat kekacauan. Untuk mengatasi hal tersebut Raja Erlangga memerintahkan Empu Baradah yang lalu mengutus Bahula untuk menikahi Ratna Manggali. Singkat kisah Calon Arang pada kesannya bisa ditaklukan oleh Empu Baradah.

6. Fabel
Fabel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai dongeng yang menggambarkan tabiat dan budi insan yang pelakunya diperankan oleh binatang. Dongeng ini berisi pendidikan moral dan budi pekerti luhur. Dalam dongeng jenis ini, binatang diibaratkan bisa berbica dan bertingkah layaknya manusia.

Contoh fabel yang sangat populer ialah “Kumpulan Kisah Si Kancil”. Dongeng ini tentu sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, dongeng ini mengangkat sosok kancil yang populer pintar serta gemar membantu binatang – binatang lain yang ditindas dan diperlakukan tidak adil. Seri “Si Kancil” mempunyai banyak sekali macam dongeng, mulai dari “Kisah Kancil Menyeberang Sungai Penuh Buaya”, “Si Kancil, Harimau, dan Sabuk Nabi Sulaiman”, “Kisah Si Kancil menolong Kerbau dari Buaya”, dan lain sebagainya.

6. Legenda
Legenda merupakan jenis dongeng yang menceritakan asal permintaan suatu tempat atau daerah. Sering kali masih muncul perdebatan apakah legenda termasuk  macam macam dongeng. Beberapa pihak beropini legenda tidak masuk sebagai dongeng alasannya ialah mempunyai fakta sejarah di dalamnya. Namun, pihak lain beropini legenda merupakan jenis dongeng alasannya ialah dalam legenda kadangkala muncul tokoh – tokoh yang tidak nyata.

Salah satu pola legenda yang sudah populer di Indonesia ialah “Asal Usul Kota Surabaya”. Diceritakan di tempat tersebut terjadilah pertemburan antara Ikan Hiu dan Buaya. Dalam bahasa Jawa, Ikan Hiu sering disebut ‘Suro atau Sura’. Sedangkan buaya dalam bahasa Jawa disebut sebagai ‘Boyo atau Baya’. Terilhami dari pertempuran antara ikan hiu dan buaya tersebut, tercetuslah nama “Surabaya”.

7. Parabel
Parabel merupakan jenis dongeng yang berkisah wacana perumpamaan yang didalamnya mengandung kiasan yang bersifat mendidik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parabel merupakan kisah rekaan untuk memberikan fatwa agama, moral, atau kebenaran umum dengan memakai perbandingan atau ibarat.

Salah satu pola Parabel ialah “Hakim yang Adil” yang berasal dari Cina. Dongeng ini mengisahkan wacana seorang hakim yang populer adil Duan Guangqin, yang bisa menuntaskan problem antara seorang miskin dengan seorang pemilik toko kaya nan kikir. Kisah ini mengajarkan pada kita biar tidak menjadi insan kikir tapi jadilah orang yang bijaksana dan murah hati. Salah satu pola parabel lain yang populer ialah “Kisah Maling Kundang” dari Sumatera Barat yang durhaka alasannya ialah tidak mengakui ibu kandungnya sesudah menikah dengan putri saudagar kaya.

8. Cerita Jenaka
Cerita jenaka merupakan dongeng yang ditulis atau diceritakan dengan tujuan menghibur khalayak ramai sehingga menjadikan gelak tawa ketika kisah tersebut didongengkan. Cerita ini terkadang mirip dengan anekdot (baca : pola teks anekdot), alasannya ialah secara implisit kisah jenaka juga terkadang menunjukkan kritik masyarakat. Yang membedakan anekdot dengan kisah jenaka ialah anekdot diambil berdasarkan fakta atau kisah yang faktual yang terjadi sehari harinya, sedangkan kisah jenaka merupakan fiktif belaka.

Contoh kisah jenaka yang populer di masyarakat Indonesia ialah “Kisah Si Kabayan”, kalau di Melayu maka akan dikenal “Kisah Pak Pandir”, dan yang tak kalah populer ialah “Kisah Abu Nawas”.

Demikian tadi ulasan mengenai macam macam dongeng, berserta contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat

Sumber https://www.isplbwiki.net
loading...
Buat lebih berguna, kongsi:
close