loading...
Karya sastra dalam bahasa Indonesia mempunyai beranekaragam jenisnya. Salah satunya yakni pantun, pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Diantara banyak sekali macam jenis puisi lama, pada kesempatan kali ini kita akan membahas wacana pantun.
Pantun mempunyai kemiripan ciri dengan syair. Pembahasan ini akan lebih memperjelas pemahaman kita wacana pantung, perbedaan pantun dengan syair, dan contoh-contoh pantun, struktur pantun, serta macam-macam pantun.
Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, namun kini banyak dijumpai pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi.
Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali wacana alam (flora dan fauna), dan biasanya tak punya korelasi dengan bab kedua yang memberikan maksud. Dua baris terakhir merupakan isi, dan tujuan dari pantun tersebut.
Meskipun pada umumnya sampiran tak bekerjasama dengan isi, terkadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai pola dalam pantun ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara sopan santun pusaka
Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang di buku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis jenazah dipintu kubur
Teringat tubuh tidak sembahyang
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Anak bebek mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa alasannya emas
Hilang kebijaksanaan alasannya miskin
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Subuh datang bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh datang pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang di bumi
Jika ditambat kalah laganya
Asam di gunung ikan di laut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang jelek memang terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Burung dara menciptakan sarang
Makan tak yummy tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
Anak monyet di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Harapkan untung menggamit
Kain di tubuh didedahkan
Harapkan guruh di langit
Air tempayan dicurahkan
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya
Baca: Cara Merefleksi Puisi
Sumber https://www.berpendidikan.com
Pantun mempunyai kemiripan ciri dengan syair. Pembahasan ini akan lebih memperjelas pemahaman kita wacana pantung, perbedaan pantun dengan syair, dan contoh-contoh pantun, struktur pantun, serta macam-macam pantun.
Pengertian pantun
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris jikalau dituliskan), bersajak ab-ab.Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, namun kini banyak dijumpai pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi.
Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali wacana alam (flora dan fauna), dan biasanya tak punya korelasi dengan bab kedua yang memberikan maksud. Dua baris terakhir merupakan isi, dan tujuan dari pantun tersebut.
Struktur Pantun
Fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini sanggup dipahami alasannya pantun merupakan sastra lisan.Meskipun pada umumnya sampiran tak bekerjasama dengan isi, terkadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai pola dalam pantun ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Perbedaan Pantun dan Syair
Tabel: Perbedaan Pantun dan Puisi |
Contoh-contoh Pantun Terlengkap
Macam-macam Pantun
a. Pantun Adat
Lebat daun bunga tanjungBerbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara sopan santun pusaka
Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang di buku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
b. Pantun Agama
Anak ayam turun sepuluhMati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis jenazah dipintu kubur
Teringat tubuh tidak sembahyang
c. Pantun Budi Pekerti
Apa guna berkain batikKalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Anak bebek mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa alasannya emas
Hilang kebijaksanaan alasannya miskin
d. Pantun Jenaka
Orang Sasak pergi ke BaliMembawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
e. Pantun Kepahlawanan
Redup bintang hari pun subuhSubuh datang bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh datang pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang di bumi
f. Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipautJika ditambat kalah laganya
Asam di gunung ikan di laut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
g. Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas batuSudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang jelek memang terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
h. Pantun Percintaan
Ikan belanak hilir berenangBurung dara menciptakan sarang
Makan tak yummy tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
Anak monyet di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati
i. Pantun Peribahasa
Berakit-rakit ke huluBerenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Harapkan untung menggamit
Kain di tubuh didedahkan
Harapkan guruh di langit
Air tempayan dicurahkan
j. Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladiBawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya
Baca: Cara Merefleksi Puisi
Sumber https://www.berpendidikan.com
loading...
Buat lebih berguna, kongsi: