Pengertian Dan Pola Sinopsis Novel Terlengkap

loading...
Pembahasan ini berisi wacana pengertian sinopsis novel, kumpulan pola sinopsis novel, dan menjelaskan alur tragedi sinopsis novel.

Pengertian sinopsis novel 

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, sinopsis berarti ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bantu-membantu dengan karangan orisinil yang menjadi dasar sinopsis itu; ringkasan; abstraksi.

Contoh sinopsis novel

Diantara pola sinopsis biasanya terdapat pada novel-novel populer sebagaimana berikuti ini;
- Sinopsis novel laskar pelangi
- Sinopsis novel sang pemimpi
- Sinopsis novel dealova
- Sinopsis novel twilight
- Sinopsis novel ayat-ayat cinta
- Sinopsis novel terjemahan
- Sinopsis novel refrain
- Sinopsis novel 5 cm
- Sinopsis novel siti nurbaya
- Sinopsis novel heart
- Sinopsis novel edensor
- Sinopsis novel lovasket
- Sinopsis novel indonesia
- Sinopsis novel ketika cinta bertasbih
- Sinopsis novel azab dan sengsara
- Sinopsis novel surat kecil untuk tuhan
- Sinopsis novel bahtera kertas
- Sinopsis novel belenggu
- Sinopsis novel salah asuhan
- Sinopsis novel atheis
- Sinopsis novel remember when
- Sinopsis novel layar terkembang
- Sinopsis novel cinta
- Sinopsis novel sengsara membawa nikmat

Baca: Novel Beserta Unsur Intrinsiknya

Menjelaskan alur tragedi sinopsis novel

Alur atau plot merupakan jalinan dongeng yang disusun dalam urutan waktu yang memperlihatkan relasi lantaran tanggapan dan mempunyai kemungkinan semoga pembaca menebak-nebak tragedi yang akan tiba atau tragedi berikutnya.

1. Tahapan Alur (plot)

Rangkaian tragedi yang menjalin alur meliputi:

a. Eksposisi

Pada tahap ini pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadian, dan hal-hal yang melatarbelakangi tokoh itu sehingga mempermudah pembaca mengetahui jalinan dongeng sesudahnya.

b. Inciting Moment 

Pada tahap ini permasalahan dongeng mulai mengemuka atau muncul.

c. Rising action

Konflik dalam dongeng mulai meningkat atau terjadi ketegangan antarpelaku dalam cerita.

d. Complication

Konflik makin kompleks atau semakin ruwet.

e. Climax

Pada tahap ini puncak ketegangan terjadi. Pada tahap ini puncak kejadian-kejadian akan terungkap, semua persoalan akan terjawab pada fase ini.

f. Falling action dan denoument

Di sinilah terjadi penyelesaian semua permasalahan yang sudah terjadi.

2. Jenis Alur

Secara umum, terdapat tiga jenis alur, yaitu:
a. Alur garis lurus (progresif/alur konvensional)
b. Alur sorot balik (flash back/regresif)
c. Alur campuran, yaitu pemakaian alur garis lurus dan flash back dipakai sekaligus dalam cerita.

Contoh sinopsis novel azab dan sengsara

Pembahasan ini berisi wacana pengertian sinopsis novel Pengertian dan Contoh Sinopsis Novel Terlengkap
Novel Azab dan Sengsara

Azab dan Sengsara
Di kota Sipirok hidup seorang darah biru yang kaya raya yang mempunyai seorang anak pria dan seorang perempuan (yang perempuan tidak dijelaskan pengarangnya). Anaknya yang pria berjulukan Sutan Baringin. Dia sangat dimanja oleh ibunya. Apa pun yang dimintanya, selalu dipenuhi dan jikalau ia melaksanakan suatu kesalahan, ibunya selalu membelanya. Akibatnya, setelah dewasa, ia tumbuh menjadi seorang perjaka angkuh, bertabiat buruk, serta suka menghambur-hamburkan harta orang tuanya.

Kedua orang tuanya menikahkan Sutan Baringin dengan Nuria, seorang perempuan yang berbudi luhur, pilihan ibunya. Namun, kebiasaan jelek Sutan Baringin tetap dilakukannya sekalipun ia telah berkeluarga. Ia tetap berfoya-foya menghabiskan harta orang tuanya, bahkan ia sering berjudi dengan Marah Said, seorang prokol bambu sobat karibnya. Ketika ayahnya meninggal, watak buruknya semakin menjadi-jadi, bahkan ia tidak sungkan-sungkan lagi memakai seluruh harta warisan untuk berjudi. Akibatnya, hanya dalam waktu sekejap saja, harta warisan yang diperolehnya terkuras habis. Ia pun jatuh gulung tikar dan mempunyai banyak utang. 

Dari perkawinannya dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua orang anak. Yang satu ialah anak perempuan berjulukan Mariamin, sedangkan yang satunya lagi pria (yang pria tidak diceritakan pengarangnya). Mariamin sangat menderita tanggapan ulah ayahnya. Ia selalu dihina oleh warga kampung. Karena hidupnya sengsara, cinta kasih perempuan yang berbudi luhur ini dengan Aminuddin mendapatkan halangan dari kedua orang bau tanah Aminuddin.

Aminuddin ialah anak Baginda Diatas, yaitu seorang darah biru kaya raya yang sangat disegani di kawasan Si Porok. Sebenarnya, ayah Baginda Diatas dengan ayah Sutan Baringin ialah abang beradik. Sejak kecil Aminuddin akrab dengan Mariamin. Setelah keduanya beranjak dewasa, mereka saling jatuh hati. Aminuddin sangat mengasihi Mariamin. Dia berjanji untuk menikahi Mariamin jikalau beliau telah mendapatkan pekerjaan. Kehidupan Mariamin yang miskin bukan merupakan penghalang bagi Aminuddin untuk menikahi gadis itu.

Aminuddin memberitahukan niatnya untuk menikahi Mariamin kepda kedua orang tuanya. Ibunya tidak merasa keberatan dengan niat tersebut. Dia telah mengenal Mariamin. Selain itu, keluarga Mariamin sebenanrnya masih kerabat mereka. Dia juga merasa iba dengan keluarga Mariamin yang miskin sehingga jikalau gadis itu menikah dengan anaknya, keadaan ekonomi keluarga Mariamin sanggup terangkat lagi.

Sebaliknya, ayah Aminuddin, Baginda Sulaiman Diatas, tidak menyetujui rencana ijab kabul tersebut. Dia tidak ingin dipermalukan oleh masyarakat sekitar kampungnya lantaran perbedaan status sosial antara keluarganya dengan keluarga Mariamin. Dia ialah keluarga terpandang dan kaya raya, sedangkan keluarga Mariamin hanyalah keluarga yang sangat miskin. Namun, ketidaksetujuannya tidak beliau perlihatkan kepada istri dan anaknya.

Dengan cara halus Baginda Diatas berusaha untuk menggagalkan ijab kabul anaknya. Ia mengajak anaknya untuk menemui seorang peramal. Namun, sebelumnya ia berpesan kepada peramal tersebut semoga memperlihatkan jawaban yang merugikan pihak Mariamin. Baginda Diatas dan istrinya pun, menjumpai peramal itu. Dengan disaksikan eksklusif oleh istri Baginda Diatas, sang peramal meramalkan perkawinan Aminuddin dan Mariamin. Dia memperlihatkan jawabannya yang sangat memihak Baginda Diatas. Dengan tegas ia menyatakan bahwa Aminuddin akan menemui nasib jelek apabila ia menikah dengan Mariamin. Setelah menerima jawaban dari peramal tersebut, Ibu Aminuddin tidak sanggup berbuat banyak. Dengan terpaksa ia menuruti kehendak suaminya untuk mencarikan jodoh yang sesuai untuk Aminuddin.

Setelah menemukan calon yang sesuai dengan harapan mereka, orang bau tanah Aminuddin melamar perempuan tersebut. Pada ketika itu, Aminuddin sedang berada di Medan untuk mencari pekerjaan semoga beliau sanggup segera melamar Mariamin. Baginda Diatas segera mengirim telegram ke Medan yang isinya meminta Aminuddin untuk menjemput calon istri dan keluarganya di stasiun kereta api Medan. Menerima telegram tersebut, hati Aminuddin merasa gembira. Dalam hatinya telah terbayang wajah Mariamin. Setelah ia mengetahui bahwa calon istrinya bukan Mariamin, hatinya menjadi hancur. Namun, sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya, dengan terpaksa ia menikahi perempuan tersebut. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan itu kepada Mariamin.

Mendengar kenyataan itu hati Mariamin sangat sedih. Dia eksklusif tak sadarkan diri. Tak usang kemudian, beliau pun jatuh sakit. Setahun setelah tragedi tersebut, Mariamin dan ibunya terpaksa mendapatkan lamaran Kasibun, seorang kerani di Medan. Pada waktu itu, Kasibun mengaku belum mempunyai istri. Mariamin pun kemudian diboyong ke Medan. Namun, sesampainya di Medan, terbuktilah siapa sebetulnya Kasibun. Dia hanyalah seorang lelaki hidung belang. Sebelum menikah dengan Mariamin, beliau telah mempunyai istri yang telah ia ceraikan lantaran hendak menikah dengan Mariamin. Hati Mariamin sangat terpukul mengetahui kenyataan itu. Namun, sebagai istri yang taat beragama, walaupun beliau membenci dan tidak mengasihi suaminya, beliau tetap berbakti kepada suaminya. 

Kasibun sering menyiksa Mariamin. Ia memperlakukan Mariamin menyerupai seorang pembantu. Perlakuan kasar Kasibun terhadap Mariamin semakin menjadi setelah Aminuddin tiba mengunjungi rumah mereka. Dia sangat cemburu terhadap lelaki itu. Menurutnya, sambutan istrinya terhadap Aminuddin melewati batas. Padahal, Mariamin menyambut Aminuddin dengan cara yang wajar. Kecemburuan yang membabi buta dalam diri Kasibun menciptakan ia kehilangan kontrol. Ia bahkan menyiksa Mariamin terus-menerus.

Perlakuan Kasibun yang selalu kasar kepadanya, menciptakan Mariamin menjadi hilang kesabarannya. Dia tidak tahan lagi hidup menderita dan disiksa setiap hari. Akhirnya, ia melaporkan perbuatan suaminya kepada kepolisian di Medan. Sebelumnya, ia menuntut cerai kepada suaminya. Permintaan cerainya dikabulkan oleh pengadilan agama di Padang.

Setelah resmi bercerai dengan Kasibun, beliau kembali ke kampung halamannya dengan hati penuh kehancuran. Hancurlah jiwa dan raganya. Kesengsaraan dan penderitaan batin dan fisiknya yang terus mendera dirinya menyebabkan ia mengalami penderitaan yang berkepanjangan hingga kesudahannya ajal tiba menghampiri dirinya. Sungguh tragis nasibnya.

Sumber: Ikhtisar Roman Sastra Indonesia, halaman 38-41.

Sumber https://www.berpendidikan.com
loading...
Buat lebih berguna, kongsi:
close