loading...
Setelah memahami pengertian resensi buku serta tujuan dari resensi buku itu sendiri, selanjutnya yaitu bagaimana cara menciptakan resensi buku sendiri?
Postingan kali ini akan membahas secara rinci dan detail wacana cara menciptakan resensi buku beserta hal-hal yang terkait dengannya sepert; unsur-unsur resensi buku, pola penulisan resensi buku, bahasa resensi buku, prinsip-prinsip resensi buku serta langkah-langkah resensi buku.
a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang sanggup diketahui dari kata pengantar atau bab pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bab buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi alasannya yaitu sangat memilih corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi.
Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat.
Demikian pula, jenis buku yang dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah sastra tidak menampilkan resensi buku wacana teknik.
Jenis buku yang dimuat niscaya buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan filsafat.
Selain itu, peresensi ada baiknya mengetahui media yang akan dituju, ibarat surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).
Dengan penuh tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (dengan menyajikan kutipan-kutipan yang sempurna dan relevan).
Akan tetapi, sasaran evaluasi (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih menerima tekanan daripada unsur yang lain.
Hal yang patut diperhatikan sebaiknya tidak memakai salah satu unsur untuk menilai keseluruhan buku.
Nilai buku akan lebih terperinci apabila dibandingkan dengan karyakarya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang lain.
Pemilihan huruf bahasa berkaitan bersahabat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, goresan pena yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak
coretan atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian goresan pena resensi bersifat padat, singkat, gampang ditangkap, menarik, dan yummy dibaca. Tulisan yang menarik dan yummy dibaca artinya yummy dibaca baik oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca.
Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri kita seakan-akan redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan bisa melihat kekuatan dan kelemahan resensi kita.
dikirim ke media lain.
Demikian pula buku yang diresensi tidak harus buku yang gres terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi, buku-buku yang gres terbit.
Biasanya penerbit akan memberi beberapa buah buku gres untuk diresensi kalau resensi buku kita sering dimuat di media cetak. Jadi, tidak mengecewakan koleksi buku kita bertambah tanpa harus membeli.
a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua masalah buku secara padat dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
- isi pernyataan atau bahan buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
- organisasi atau kerangka buku;
- bahasa;
- kesalahan cetak;
- membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
- menilai, meliputi kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu sanggup pula dipertukarkan. Kita bisa pribadi mengulas, menjabarkan, dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari kesan terhadap buku, membandingkan, kemudian masuk ke bab meringkas.
Sesudah itu, kita memadatkan masalah utama atau bab terpenting dalam uraian yang singkat dan jelas. Kemudian, kita perlu menjabarkan bagian-bagian terpenting dari sinopsis. Kita pun sanggup mulai dari menjabarkan, meringkas, dan mengulas.
Namun, satu hal terpenting, isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebih dahulu. Dari pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang sempurna untuk menyajikannya.
Selanjutnya untuk melengkapi pemahaman wacana resensi buku ini, silahkan baca cara menciptakan resensi buku dan pola resensi buku. Sumber https://www.berpendidikan.com
Postingan kali ini akan membahas secara rinci dan detail wacana cara menciptakan resensi buku beserta hal-hal yang terkait dengannya sepert; unsur-unsur resensi buku, pola penulisan resensi buku, bahasa resensi buku, prinsip-prinsip resensi buku serta langkah-langkah resensi buku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cara menciptakan resensi buku
Dasar-dasar resensi buku
Sebelum menciptakan resensi buku, peresensi perlum mengetahui dasar-dasar resensi, yaitu;a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang sanggup diketahui dari kata pengantar atau bab pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bab buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi alasannya yaitu sangat memilih corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi.
Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat.
Demikian pula, jenis buku yang dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah sastra tidak menampilkan resensi buku wacana teknik.
Jenis buku yang dimuat niscaya buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan filsafat.
Selain itu, peresensi ada baiknya mengetahui media yang akan dituju, ibarat surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).
Panduan menciptakan resensi |
Nilai buku
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melaksanakan evaluasi terhadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab.Dengan penuh tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (dengan menyajikan kutipan-kutipan yang sempurna dan relevan).
Akan tetapi, sasaran evaluasi (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih menerima tekanan daripada unsur yang lain.
Hal yang patut diperhatikan sebaiknya tidak memakai salah satu unsur untuk menilai keseluruhan buku.
Nilai buku akan lebih terperinci apabila dibandingkan dengan karyakarya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang lain.
Bahasa Resensi Buku
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan tandas. Pemilihan huruf bahasa yang dipakai diubahsuaikan dengan huruf media cetak yang akan memuatnya dan huruf pembaca yang akan menjadi sasarannya.Pemilihan huruf bahasa berkaitan bersahabat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, goresan pena yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak
coretan atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian goresan pena resensi bersifat padat, singkat, gampang ditangkap, menarik, dan yummy dibaca. Tulisan yang menarik dan yummy dibaca artinya yummy dibaca baik oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca.
Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri kita seakan-akan redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan bisa melihat kekuatan dan kelemahan resensi kita.
Kelebihan resensi buku
a. Tidak Basi
Jika dibandingkan dengan goresan pena lain, ibarat berita, artikel, dan karangan khas (features), resensi lebih tahan lama. Artinya, andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih dapatdikirim ke media lain.
Demikian pula buku yang diresensi tidak harus buku yang gres terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi, buku-buku yang gres terbit.
b. Menambah Wawasan
Informasi dari buku sangat mempunyai kegunaan untuk menambah wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.c. Keuntungan Finansial
Jika resensi kita dimuat, kita tidak mendapatkan gaji dari redaksi saja, tetapi juga dari penerbit. Kalau fotokopi resensi itu dikirim ke penerbit, minimal buku gres yang kita sanggup (jika penerbit tidak bersedia memberi honor).Biasanya penerbit akan memberi beberapa buah buku gres untuk diresensi kalau resensi buku kita sering dimuat di media cetak. Jadi, tidak mengecewakan koleksi buku kita bertambah tanpa harus membeli.
Pola penulisan resensi buku
Ada tiga pola goresan pena resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua masalah buku secara padat dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
- isi pernyataan atau bahan buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
- organisasi atau kerangka buku;
- bahasa;
- kesalahan cetak;
- membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
- menilai, meliputi kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu sanggup pula dipertukarkan. Kita bisa pribadi mengulas, menjabarkan, dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari kesan terhadap buku, membandingkan, kemudian masuk ke bab meringkas.
Sesudah itu, kita memadatkan masalah utama atau bab terpenting dalam uraian yang singkat dan jelas. Kemudian, kita perlu menjabarkan bagian-bagian terpenting dari sinopsis. Kita pun sanggup mulai dari menjabarkan, meringkas, dan mengulas.
Namun, satu hal terpenting, isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebih dahulu. Dari pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang sempurna untuk menyajikannya.
Selanjutnya untuk melengkapi pemahaman wacana resensi buku ini, silahkan baca cara menciptakan resensi buku dan pola resensi buku.
loading...
Buat lebih berguna, kongsi: