Pengendalian Sosial, Lengkap!!!

loading...
Pengendalian Sosial - Keteraturan sangat diharapkan dalam kehidupan masyarakat. Keteraturan tersebut sanggup ditegakkan melalui kedisiplinan setiap anggota masyarakat di dalam memegang teguh sistem nilai dan sistem norma yang telah disepakati bersama. Nah oleh lantaran itu pengendalian sosial itu tercipta. Tapi apa sih sebetulnya pengendalian sosial tersebut. Tenang sobat, akan mencoba menjelaskannya di sini secara lengkap. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Pengertian Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial yaitu pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintahan, khususnya pemerintah beserta aparatnya. Memang ada benarnya bahwa pengendalian sosial, berarti suatu pengawasan dari masyarakat terhadap jalannya pemerintahan.

Pengertian pengendalian sosial tersebut meliputi segala proses, baik yang direncanakan atau tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Berikut di bawah ini yaitu beberapa pengertian dari para andal perihal pengendalian sosial.

  1. Peter L. Berger
    Menurut Peter L. Berger (1978) pengendalian sosial merupakan banyak sekali cara yang dipakai masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.

  2. Joseph S. Roucek
    Menurut Joseph S. Roucek menyerupai yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989), mengemukakan bahwa pengendalian sosial yaitu proses baik terjadwal maupun tidak yang bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa semua warga masyarakat biar mematuhi kaidah sosial yang berlaku

Secara umum sanggup disimpulkan bahwa pengendalian sosial yaitu cara dan proses pengawasan yang direncanakan atau tidak direncanakan guna mengajak, mendidik, serta memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma sosial.

B. Sifat Pengendalian Sosial

Berikut ini yaitu sifat-sifat dalam pengendalian sosial, diantaranya yaitu:

  1. Pengendalian Preventif
    Pengendalian preventif dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Dengan demikian, tujuan dari pengendalian preventif yaitu untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Contoh perihal pengendalian sosial yang bersifat preventif antara lain adalah: pinjaman nasehat yang dilakukan oleh orang renta kepada anaknya biar selalu menjaga tata krama dalam bermasyarakat

  2. Pengendalian Represif
    Pengendalian sosial yang bersifat represif yaitu pengendalian yang dilaksanakan sesudah terjadi pelanggaran terhadap sistem nilai dan sistem norma yang disepakati bersama. Pengendalian represif ini bertujuan untuk memulihkan keadaan menyerupai sedia kala sehingga kehidupan menjadi normal kembali. Contoh dari pengendalian sosial yang bersifat represif antara lain adalah: pemberlakuan tilang terhadap pengendara yang melanggar peraturan kemudian lintas; pinjaman skorsing kepada pelajar yang berkali-kali melanggar tata tertib sekolah; pinjaman vonis eksekusi terhadap terdakwa yang terbukti melaksanakan tindak kriminal.

  3. Pengendalian Gabungan
    Pengendalian sosial yang merupakan perpaduan antara preventif dan represif dilakukan untuk mencegah biar tidak terjadi penyimpangan dan sekaligus untuk memulihkan kembali biar keadaan kembali normal menyerupai sedia kala. Contoh dari pengendalian sosial jenis ini yaitu operasi yustisi yang digelar kepada seluruh warga masyarakat; pinjaman penyuluhan akan pentinganya kepimilikan KTP (preventif), serta pengadaan operasi yustisi untuk menjaring warga yang tidak terperinci identitiasnya (represif).

  4. Pengendalian Persuasif
    Pengendalian sosial secara persuasif yaitu pengendalian yang dilakukan melalui ajakan, himbauan, arahan, dan bimbingan kepada anggota masyarakat untuk melaksanakan hal-hal yang positif. Contoh dari pengendalian sosial secara persuasif ini contohnya yaitu himbauan untuk tidak merokok pada ruang-ruang umum. Biasanya kalimat-kalimat yang dipakai sangat halus, menyerupai tulisan: “TERIMA KASIH ANDA TIDAK MEROKOK DI RUANGAN INI”.

  5. Pengendalian Koersif
    Pengendalian sosial secara kurasif yaitu pengendalian yang dilakukan melalui bahaya dan kekerasan. Contohnya pengendalian sosial perihal pembajakan video kaset yang susah dibrantas. Kalimat-kalimat yang dipakai dalam pengendalian kurasif ini biasanya berupa ancaman, seperti: “Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi atau memperbanyak dalam bentuk apapun, baik sebagian atau keseluruhan isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

 Keteraturan sangat diharapkan dalam kehidupan masyarakat Pengendalian Sosial, LENGKAP!!!

C. Alat Pengendalian Sosial

Masyarakat menginginkan tercapainya ketertiban sosial biar acara hidupnya berlangsung dengan lancar. Menyadari adanya banyak sekali kepentingan individu, maka peluang terjadinya sikap menyimpang sangat besar. Oleh lantaran itu, masyarakat membutuhkan banyak sekali alat pengendalian sosial, antara lain sebagai berikut.

  1. Cemoohan atau Ejekan
    Masyarakat akan mencemooh atau mengejek individu atau kelompok yang melaksanakan penyimpangan. Adakalanya cemoohan justru merupakan eksekusi yang sangat berat bagi si pelaku penyimpangan, bahkan sanggup lebih menyakitkan dibandingkan dengan eksekusi fisik. Bisa jadi tanggapan yang ditimbulkan juga dirasakan oleh keluarga dan kerabat, atau kelompoknya.

  2. Desas-Desus atau Gosip
    Desas-desus sanggup menjadikan rasa aib bagi yang digosipkan. Gosip biasanya terjadi lantaran kritik yang disampaikan tidak sanggup dikomunikasikan. Gosip yang benar justru sering mengena, artinya orang yang digosipkan menjadi sadar atas perbuatan menyimpangnya dan kembali kepada nilai-nilai serta norma yang berlaku.

  3. Pendidikan
    Pendidikan, baik yang dilakukan di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat merupakan salah satu cara pengendalian sosial yang telah melembaga di masyarakat. Melalui pendidikan, warga masyarakat dibimbing untuk mematuhi nilai dan norma masyarakat sehingga tidak melaksanakan sikap menyimpang.

  4. Ostrasisme
    Ostrasisme menunjuk pada tindakan membiarkan seseorang hidup dan bekerja dalam kelompok itu, tetapi tidak seorang pun berbicara dengannya, bahkan ditegur pun tidak. Orang yang mendapatkan sikap menyerupai ini yaitu orang-orang yang berperilaku menyimpang dari nilainilai dan norma-norma kelompok atau masyarakat.

  5. Fraudulens
    Fraudulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapat pada anak kecil. Misalnya, jikalau dua orang anak kecil bertengkar, mereka akan saling mengancam bahwa ia mempunyai abang yang sanggup mengalahkan lawan bertengkarnya. Inilah yang di dalam masyarakat disebut sebagai beking.

  6. Teguran
    Teguran merupakan cara pengendalian sosial melalui perkataan atau goresan pena secara langsung. Teguran dilakukan biar pelaku sikap menyimpang segera menyadari kekeliruannya dan memperbaiki dirinya.

  7. Agama
    Agama memperlihatkan aliran kepada para pemeluknya perihal perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh untuk dilakukan. Ajaran agama lebih tertanam pada sanubari setiap pemeluknya sehingga agama merupakan alat pengendalian sosial yang sangat handal. Pelaku penyimpangan akan terbebani oleh perasaan berdosa, dan dosa itu hanya akan terampunkan dengan cara bertobat.

  8. Intimidasi
    Intimidasi merupakan cara pengendalian sosial yang dilakukan dengan paksaan, biasanya dengan cara mengancam atau menakut-nakuti. Aparat penegak aturan sering memakai cara ini untuk mengorek keterangan dari orang yang dimintai keterangannya.

  9. Kekerasan Fisik
    Kekerasan fisik yang dipakai untuk mengendalikan sikap seseorang antara lain memukul, menampar, dan melukai. Kekerasan fisik mencerminkan ketidaksabaran seseorang dalam menangani suatu masalah, termasuk problem sikap menyimpang.

  10. Hukum
    Hukum merupakan alat pengendalian sosial yang secara konkret memperlihatkan hukuman terhadap pelaku penyimpangan. Adanya aturan aturan yang terperinci dengan hukuman yang tegas, sanggup mengendalikan setiap anggota masyarakat terhadap pelanggaran nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.

D. Agen Pengendalian Sosial

Keteraturan sosial tidak sanggup terjadi dengan sendirinya. Sebaliknya, keteraturan sosial perlu diusahakan dengan memaksimalkan peranan forum (pranata) sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Lembaga (pranata) sosial mempunyai kiprah yang sangat penting dalam pelaksanaan pengendalian, yakni terhadap perilaku-perilaku yang menyimpang. Ada beberapa distributor pengendalian sosial, diantaranya adalah:

  1. Polisi
    Polisi merupakan abdnegara negara yang mempunyai kiprah utama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban tersebut, polisi mengendalikan atau mengawasi sikap masyarakat biar tidak menyimpang atau melanggar norma-norma aturan yang berlaku. Polisi mempunyai wewenang untuk menangkap dan menahan seseorang yang melanggar hukum.

  2. Pengadilan
    Pengadilan yaitu forum milik negara yang mempunyai wewenang untuk mengadili kasus dan menjatuhkan eksekusi kepada warga masyarakat yang melanggar hukum. Lembaga pengadilan yang ada di Indonesia, meliputi Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Pengadilan Militer, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung.

  3. Sekolah
    Sekolah merupakan forum pendidikan formal. Guru berkewajiban mendidik dan mengajar para siswa. Mendidik lebih intensif daripada mengajar. Ketika mendidik para siswa, guru akan menanamkan nilai dan norma sosial yang akan membangun kepribadian para siswa. Hal ini mesti dilakukan biar para siswa sanggup menjadi individu beradab.

  4. Keluarga
    Keluarga sanggup berperan sebagai pranata pengendalian sosial bagi anak-anak. Peranan keluarga dalam pengendalian sosial sangat besar, alasannya lingkungan keluarga merupakan daerah pertama dan utama bagi bawah umur untuk mencar ilmu hidup sosial, termasuk mengenal nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

  5. Pengadilan Adat
    Pengadilan adat merupakan suatu forum yang terdapat pada masyarakat yang masih berpengaruh memegang adat-istiadat. Lembaga adat bertugas untuk mengawasi atau mengendalikan warga yang melanggar norma adat. Hukuman bagi para pelanggar norma adat sanggup berupa denda atau diusir dari lingkungan masyarakat adat yang bersangkutan.

  6. Tokoh Masyarakat
    Tokoh masyarakat yaitu para pemimpin masyarakat, baik formal maupun informal. Mereka ditokohkan lantaran mempunyai efek atau wibawa atau kharisma di hadapan masyarakatnya. Para tokoh masyarakat sanggup melaksanakan peranan pengendalian sosial terhadap warga masyarakatnya. Misalnya dengan cara mendidik, menasihati, membimbing, membina, menegur, dan sebagainya, biar warga masyarakatnya mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku.

  7. Media Massa
    Media massa efektif juga untuk mengendalikan kehidupan sosial masyarakat. Apalagi media massa mempunyai cakupan luas, sehingga sanggup mengontrol sikap para pemimpin dan warga masyarakat. Media massa sanggup pula membentuk opini publik sehingga memengaruhi sikap dan pendapat warga masyarakat perihal sesuatu hal.

Semoga artikel di atas perihal Pengendalian Sosial, LENGKAP!!! sanggup bermanfaat bagi sahabat sekalian. Memang klarifikasi di atas jauh dari kata sempurna, untuk itulah kritik dan saran sahabat yang membangun begitu sangat berarti. Terima kasih sudah membaca sobat. Lihat juga klarifikasi perihal Penyimpangan Sosial yaaa... ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^
loading...
Buat lebih berguna, kongsi:
close